Jakarta - Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Ribka Tjiptaning berharap Wakil Gubernur Banten Rano Karno tak terlibat korupsi Atut Chosiyah. Terus terang, kata dia, partai khawatir kadernya itu tersangkut korupsi Atut. "Kami deg-degan kalau Rano terlibat. Atut dan Rano kan sudah jalan bareng dua tahun," kata Ribka saat acara peringatan Hari Ibu pada Ahad, 22 Desember 2013, di GOR Otista, Jakarta Timur.
Ribka juga mengatakan pemerintahan di Banten tidak boleh kosong. "Meski Atut ditahan, roda birokrasi harus terus jalan," kata dia. Kepemimpinan pemerintahan Banten adalah urusan dua orang, yakni Atut dan Rano. Agenda di Banten tak boleh terganggu dengan ditahannya Atut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Dia melanjutkan, Rano agar segera sowan ke pimpinan PDI Perjuangan untuk meminta back-up dari agar pemerintahan yang akan dikendalikan kuat. Apalagi, kata dia, Rano bukanlah politikus yang dididik lama dalam pengkaderan PDI Perjuangan. Dengan demikian, ia belum terbiasa menghadapi tekanan politik. Apalagi, Rano pernah ngambek ingin mundur dari jabatan Wakil Gubernur Banten.
Konsolidasi itu, Ribka menambahkan, untuk menangkis serangan balik dari pihak yang tak terima jika Rano memimpin Banten. "Hampir semua partai bisa dibeli Atut," kata dia. Bahkan calon anggota legislatif dari partai bukan pengusung juga bisa masuk dalam kuasa Atut. "Kalau enggak ada back-up, Rano bisa kerepotan," kata dia.
Rano sudah dipastikan akan mengambil alaih wewenang Gubernu Atut, menyusul penahannya oleh KPK pada Jumat pekan lalu. Atut terseret kasus korupsi sengketa pemilihan kepala daerah Kabupaten Lebak dengan tersangka Akil Mochtar, bekas Ketua Mahkamah Konstitusi dan Chaeri Wardana, adik Atut sendiri. Sejak Jumat pekan lalu, Atut disel di Rumah Tahanan Pondok Bambu, Jakarta Timur. (rep05)