Ini Loh Jurus Jitu Agar Tak Tercekik Utang KPR

Ini Loh Jurus Jitu Agar Tak Tercekik Utang KPR
Keluarga muda atau yang baru menikah tentu memiliki banyak keinginan, termasuk memiliki hunian atau rumah. Namun, hal itu kerap tertunda salah satunya disebabkan khawatir tidak bisa bersenang-senang karena harus membayar cicilan rumah. Lantas, bagaimana cara supaya utang tak mencekik keluarga muda tersebut?
 
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi, Andy Nugroho mengatakan, sebelum membeli rumah keluarga muda mesti menimbang lokasi rumah, terlebih, jika bekerja di Jakarta. Sebab, lokasi memiliki kosekuensi terhadap cicilan yang harus dibayar.
 
Sementara, keluarga baru yang berusia muda memiliki pendapatan yang terbatas. "Jadi memang saat ini kesulitan keluarga muda, apalagi di Jakarta harga properti sudah melonjak apalagi tengah kota," kata dia kepada detikFinance di Jakarta, Jumat kemarin.
 
Salah satu cara mengakalinya ialah dengan membeli rumah di luar Jakarta, seperti Tangerang dan Bogor. Dengan begitu, harga murah bisa ditekan dan cicilannya pun tidak terlalu berat.
 
Memang, rumah di luar Jakarta juga berimbas pada pengeluaran khususnya di transportasi. Supaya tak membengkak, maka mesti mencari rumah yang berdekatan dengan transportasi massal yang murah.
 
"Mengakalinya cari transportasi memudahkan saya tadi. Dengan stasiun kereta," ujarnya.
 
Opsi lain, lanjutnya, membeli rumah susun yang terjangkau. Tapi, keluarga muda mesti rela untuk tinggal ditempat yang luasnya tidak terlalu besar.
 
"Alternatif berikutnya bisa dengan rusunami di Jakarta lumayan jadi solusi, harganya nggak mahal, namun luas bangunnya nggak sebesar yang landed," sambungnya.
 
Selanjutnya, dia mengatakan, terpenting bagi keluarga muda supaya cicilan tak terasa berat ialah tertib mengalokasikan pendapatan.
 
Jika gabungan pendapatan keluarga baru sekitar Rp 10 juta. Maka, sebanyak 55% atau Rp 5,5 juta harus sudah disisihkan untuk keperluan sehari-hari seperti makan, transportasi, dan lain-lain. Alokasi itu termasuk 30% atau sekitar Rp 3 juta untuk cicilan rumah.
 
Kemampuan cicilan ini menentukan besarnya rumah yang bisa dibeli sebagai keluarga baru.
 
"Jadi kalau di dunia perencanaan keuangan untuk penghasilan berarti 100%, 55%. digunakan untuk konsumsi sehari-hari termasuk pembayaran cicilan tadi," ujarnya.
 
"Masalahnya 55% pembayaran rumah ini tadi harus dari awal, kita jangan pengen yang ideal, misal saya pengennya ukuran 150 m2 harus dua lantai," sambungnya.
 
Kemudian, sisanya sebanyak 45% untuk alokasi tabungan, pendidikan, dan di dalamnya untuk hiburan. Dengan alokasi yang tertata tersebut, menurutnya, keluarga baru tidak akan merasa berat mencicil rumah. Di sisi lain, keluarga baru juga punya anggaran untuk masa depan.
 
"45%, 10% untuk ditabung, 10% dana darurat, untuk biaya pendidikan maksudnya upgrade kemampuan kita, biaya kita liburan senang-senang. Makanya pembagian seperti itu," tutupnya. (rep01/sumber detikfinance)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index