Terkait MH17, Pemilik Roket Masih Tanda Tanya

Terkait MH17, Pemilik Roket Masih Tanda Tanya
Jakarta - Pejabat Ukraina menyebut bahwa MH17 ditembak oleh roket yang diluncurkan olehs separatis pro-Rusia yang berdada di Donetsk. Namun, Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan, roket itu berasal dari militer Ukraina. Bahkan, pihak Rusia menyebut, sistem rudal Buk milik Ukraina dilengkapi dengan 27 peluncur yang mampu menembak jet yang terbang tinggi, seperti MH17. 
 
"BUK-M1 memiliki karateristik teknis dan taktis yang mampu mendeteksi target di udara pada kisaran hingga 160 kilometer dan bisa mengenai sasaran dalam jarak lebih dari 30 kilometer," kata pihak kementerian itu, seperti dilaporan oleh RT.
 
Sebelumnya, media Itar-Tass dan Interfax mengatakan, sistem baterai pada Buk bahkan sedang dipersiapkan untuk dikirim dari Kharkov ke Donetsk. Namun, seorang sumber membantah bahwa kelompok separatis pro-Rusia memiliki senjata semacam itu.
 
Dengan ketinggian lebih dari 10 ribu kaki, pesawat hanya bisa ditembak dengan misil S-300 atau Buk. Menurut laporan dari Ukraina, MH17 memang berada di ketinggian 
32 ribu kaki. 
 
Pilot dan ahli penerbangan Yury Karash, memprediksi MH17 mungkin jatuh akibat sistem pertahanan anti-pesawat di Ukraina. "Saya tidak tahu siapa yang menembak pesawat itu. Tapi, kuat dugaan bahwa tembakan berasal dari angkatan bersenjata Ukraina," kata Karash. 
 
Di sisi lain, media barat menyebut bahwa tembakan itu berasal dari pasukan pertahanan di Republik Donetsk. Namun, Perdana Menteri untuk Republik Donetsk Sergey Kavtaradze menjelaskan, bahwa tembakan itu berasal dari militer Ukraina.
 
"Kami tidak memiliki sistem pertahanan udara seperti itu. Sistem pertahanan udara kami hany bisa melakukan tembakan dengan jarak 3.000-4.000 meter, sedangkan MH17 berada di ketinggian jauh dari jangkaun kami," kata Kavtaradze.
 
Direktur Proyek Pertahanan dan Intelijen di Belfer Center of Science and Internasional Affairs di Amerika Serikat, Brig. Jenderal KEvin Ryan, menjelaskan tidak mudah untuk menggukana Buk, apalagi untuk orang yang tidak berpengalaman.
 
"Dibutuhkan banyak latihan untuk menggunakan Buk karena butuh koordinasi yang akurat. Ini jelas bukan senjata 'gampangan'. Hanya militer profesional yang bisa mengoperasikannya," kata Ryan. (rep01/tpc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index