10 Orang Tewas Ledakan Bom, Target Wapres Afghanistan

10 Orang Tewas Ledakan Bom, Target Wapres Afghanistan

KABUL - Setidaknya 10 orang tewas akibat ledakan bom di Ibu Kota Afghanistan, Kabul yang menargetkan wakil presiden pertama negara itu, Amrullah Saleh. Saleh, yang merupakan mantan kepala inteijen Afganistan, selamat dari ledakan dan hanya mengalami luka bakar di wajah dan lengannya. 

Pengeboman itu terjadi ketika para pejabat Afghanistan dan Taliban bersiap untuk memulai pembicaraan formal pertama mereka, yang diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan damai.

Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan dalam sebuah tweet bahwa pihaknya tidak bertanggung jawab atas serangan bom itu.
Rekaman yang direkam tak lama setelah ledakan menunjukkan asap hitam besar mengepul dari tempat kejadian.

Tareq Arain, juru bicara kementerian dalam negeri Afghanistan, mengatakan bom pinggir jalan itu menargetkan konvoi Saleh saat pejabat itu pergi bekerja. Dia mengatakan 10 warga sipil yang bekerja di daerah itu tewas dan 15 orang, termasuk salah satu pengawal Saleh, terluka.

Seorang saksi mata mengatakan, dia sedang melewati lokasi dalam perjalanan ke klinik ketika bom meledak.


Saleh, yang dikenal sebagai penentang keras Taliban, telah selamat dari beberapa upaya pembunuhan sebelumnya. Pada 2019 upaya pembunuhan terhadap Saleh menewaskan 20 orang di kantornya.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani bertemu dengan Saleh pada Rabu (9/9/2020) pagi, setelah serangan itu. 

"Para teroris dan pendukung asing mereka tidak dapat merusak keyakinan kuat rakyat pada perdamaian, demokrasi dan masa depan cerah negara kami," kata Ghani dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir BBC.

Delegasi Uni Eropa di Afghanistan mengutuk serangan itu, menyebutnya sebagai "tindakan putus asa oleh perusak upaya perdamaian, yang harus dihadapi secara kolektif".

Para pejabat Afghanistan diperkirakan akan memulai pembicaraan yang lama tertunda dengan Taliban dalam beberapa hari mendatang di Doha, Qatar, dalam upaya mencapai rekonsiliasi politik setelah bertahun-tahun pertumpahan darah.

(rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index