Berikut Daftar Rumah Sakit Pekanbaru Untuk Ruang Isolasi Covid-19

Berikut Daftar Rumah Sakit Pekanbaru Untuk Ruang Isolasi Covid-19

PEKANBARU - Setidaknya ada 18 rumah sakit pemerintah dan swasta di Pekanbaru yang menyediakan ruangan Isolasi untuk Pasien Covid-19.

Total ruangan tersedia untuk Pasien Covid-19 yakni 140 ruangan.

Berikut daftarnya :

1. RS Awal Bros Pekanbaru : 2 ruangan
2. RS Islam Ibnu Sina : 4 ruangan
3. RS Tentara : 5 ruangan
4. RS Hermina : 4 ruangan
5. RS Syafira : 2 ruangan
6. Aulia Hospital : 10 ruangan
7. RS Santa Maria : 1 ruangan
8. RS Prima : 2 ruangan
9. RSUD Petala Bumi : 19 ruangan
10. RS PMC : 15 ruangan
11. RS Bina Kasih : 5 ruangan
12. RS Bhayangkara : 6 ruangan
13. RS Eka Hospital : 8 ruangan
14. RSUD Arifin Achmad : 7 ruangan
15. RS Sansani : 10 ruangan
16. RSAU Roesmin Nurjadin : 1 ruangan
17. RS Unri : 11 ruangan
18. RS Jiwa Tampan 28 ruangan


15 Rumah Sakit di Pekanbaru Rawat Pasien Positif Covid-19, Terbanyak di Eka Hospital, Ini Rinciannya. Sejumlah rumah sakit di Provinsi Riau, khususnya di Kota Pekanbaru mulai disesaki Pasien positif Covid-19.

Berdasarkan data yang dilansir Tribunpekanbaru.com dari  Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Senin (7/9/2020) di RSUD Arifin Achmad saat ini merawat 71 Pasien Covid-19.

Kemudian di RS Eka Hospital ada 84 Pasien Covid-19, di RS Aulia ada 36 Pasien, RS Awal Bros A Yani ada 45 Pasien, RS Awal Bros Panam 18 Pasien.

Kemudian di RS Awal Bros Sudirman 31 Pasien, RS Hermina 3 Pasien, Ibnu Sina 6 Pasien, RS Prima 4, RS PMC 7 Pasien, RS Tabrani 2 Pasien, Sansani 8 Pasien, Santa Maria 25 Pasien, Syafira 5 Pasien, RS Tentara 4 Pasien.

Selain di Pekanbaru Pasien Covid-19 juga tersebar di sejumlah rumah sakit yang ada di kabupaten kota di Riau.

"Memang yang padat itu di Pekanbaru, karena banyak dari daerah dirawat di Pekanbaru," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Senin (7/9/2020).


Banyaknya Pasien dari luar daerah yang dirawat di rumah sakit yang ada di Pekanbaru selain disebabkan karena Pasien yang memilih rumah sakit yang lengkap fasilitasnya, juga disebabkan karena adanya pemeriksaan swab test mandiri yang dilakukan Pasien di rumah sakit swasta di Pekanbaru, sehingga saat Pasien dinyatakan positif Covid-19 langsung dirawat di rumah sakit tersebut.

Padahal mereka berasal dari daerah di luar Kota Pekanbaru.

"Itulah yang menyebabkan kondisi rumah sakit di Kota Pekanbaru itu banyak yang penuh," ujarnya.

Namun saat ditanya rumah sakit mana saja di Riau, khususnya di Kota Pekanbaru yang sudah penuh ruang isolasinya, Mimi mengaku tidak mengetahui secara rinci.Sebab untuk menentukan suatu rumah sakit sudah penuh atau belum harus dihitung jumlah tempat tidur yang disiapkan dengan jumlah Pasien Covid-19 yang dirawat.

"Kalau itu saya tidak hafal datanya, kan harus dicek satu-satu berapa kapasitasnya dan berapa yang terpakai, itu harus didata dulu," katanya.

Namun secara umum, di Provinsi Riau, kata Mimi, jumlah ruang isolasi yang disiapkan sebanyak 1078 tempat tidur. Dari jumlah tempat tidur yang disiapkan tersebut hingga Senin (7/9/2020) jumlah Pasien positif Covid-19 sebanyak 549 Pasien.
Artinya masih tersisa 529 tempat tidur lagi.

Namun tempat tidur yang masih kosong tersebut sebagian besar ada di rumah sakit di luar Kota Pekanbaru. Sebab untuk rumah sakit di Pekanbaru sebagian besar sudah penuh.

"Memang yang banyak itu di Pekanbaru, karena dari daerah itu dikirim ke Pekanbaru, makanya kondisi di Pekanbaru agak padat.

Makanya pak Gubernur meminta yang didaerah itu selagi masih bisa ditangani di rumah sakit yang ada di daerah tidak perlu dikirim ke Pekanbaru. Cukup dirawat di daerah saja," katanya. Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Covid-19 Riau, dr Indra Yopi mengungkapkan, lonjakan kasus Pasien positif Covid-19 ini sudah diprediksi sebelumnya.

Lonjakan kasus ini diduga kuat disebabkan karena adanya momen libur panjang yang terjadi beberapa waktu.

"Saya sudah sampaikan sejak beberapa minggu yang lalu, bulan agustus ini memang kita khawatirkan. Ada tiga momen libur panjang, yaitu idul adha, 17 agustus dan 1 muharram," kata Indra Yopi, Minggu (30/8/2020).

Yopi mengungkapkan, dalam satu bulan ini terjadi lonjakan kasus yang cukup signifikan.Sebab peningkatan kasusnya mencapai seribu Pasien lebih dalam sebulan. Padahal sebelumnya, dalam kurun waktu empat bulan hanya ditemukan sekitar 400 kasus.

"Kalau kita lihat sekarang ini memang perkembangannya luar biasa, 1 Agustus itu jumlah kasus 420. Kemudian sekarang sudah 1.740 kasus. Artinya dalam sebulan ada penambahan 1.200 kasus lebih.

Padahal di bulan Maret sampai Juli itu hanya sekitar 400an kasus. Tapi dalam sebulan ini peningkatan sampai 1.200 kasus lebih," ujarnya.

Indra Yopi mengungkapkan, ledakan kasus Pasien Positif Covid-19 di Riau diprediksi masih akan terus meningkat. Terlebih jika pemerintah daerah dan masyarakat tidak disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

"Kemungkinan besar di September itu angka hariannya rata-rata bisa diatas 100 kasus per hari," katanya.

Untuk itu, Indra Yopi mengingatkan kepada semua pihak agar melakukan langkah-langkah strategis, sehingga penambahan kasus Pasien positif bisa ditekan. Sebab jika kasus Pasien positif Covid-19 terus melonjak, dikhawatirkan rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Riau tidak lagi mampu menampung Pasien positif Covid-19.

"Harus ada kebijakan yang berbeda dari yang sekarang. Karena kalau tidak dilakukan antisipasi, rumah sakit kita tidak akan cukup," kata Indra Yopi.

Yopi mengatakan, saat ini jumlah Pasien yang dirawat di rumah sakit sudah hampir mencapai 400 Pasien. Sedangkan jumlah ruang isolasi Pasien positif Covid-19 yang disiapkan di rumah sakit rujukan Covid-19 se provinsi Riau total sekitar 700 ruangan.

"Jadi sampai hari ini masih tersisa tinggal 300 an lagi, kalau ini meningkat terus ini tidak akan tertampung. Sekarang saja di RSUD Arifin Achmad, di Eka Hospital itu sudah penuh.

Kemudian di Awal Bros tinggal sedikit lagi. Ini harus jadi bahan pertimbangan kita semua, supaya masyarakat hari-hati dan menjaga diri,"katanya. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index