Aksi 200 Dokter di Pustaka Soeman HS

Kami Bukan Cari Sensasi

Kami Bukan Cari Sensasi
ilustrasi/net
PEKANBARU - Sekitar 200 orang dokter anggota IDI Riau melakukan aksi solidaritas untuk dr Dewa Ayu Sasiari yang kini ditahan karena tuduhan malpraktek di Pustaka Soeman HS Jalan Cut Nyak Dien Pekanbaru, Rabu (27/11). Para dokter mengaku bukan sedang mencari sensasi, melainkan memberika edukasi ke masyarakat.
 
Hal itu dikatakan Ketua IDI Wilayah Riau Dr. Nurzely Husnedi di sela-sela aksi, Rabu (27/11). "Aksi ini bukan untuk cari sensasi, melainkan edukasi ke masyarakat dan sebagai introspeksi juga dari tiap dokter karena kita semua tidak ada yang lepas dari kesalahan," ujarnya. Pada dokter yantg menggelar aksi berseragam jas putih plus pita hitam di lengan kanan mereka.
 
Nuzelly mengatakan kasus yang menimpa Ayu tersebut juga harus menjadi momen bagi tiap dokter untuk berkaca diri apakah sejauh ini sudah menjalankan tugas dan profesi sesuai dengan etika kedokteran. Dia mengatakan inti dari aksi solidaritas dokter di Indonesia dengan tidak memberikan pelayanan seperti biasa.
 
Namun dia mengatakan aksi yang dilakukan para dokter ini tidak akan mengganggu aktivitas pelayanan kepada masyarakat. "Yang ikut dalam aksi ini adalah para dokter yang sedang tidak bertugas. Sementara yang sedang bertugas apalagi yang bersifat emergency tetap bekerja. Jadi pelayanan medis tidak terhenti, bukan mogok kerja hanya aksi solidaritas saja. Karena kami tahu persis profesi kami diperlukan masyarakat," ungkapnya. 
 
Menurut Nurzelly, proses penegakan hukum terhadap dr Ayu keliru. Karena seharusnya dia sidang dahulu oleh Majelis Etik Profesi Kedokteran sebelum dilimpahkan ke penegakan hukum. Jika ada kesalahan prosedur, lanjutnya, maka majelis etik tersebut yang akan meneruskan laporan kepada penegak hukum. "Kami tidak akan melindungi dokter yang melakukan abortus, dokter yang pengguna narkoba. Tapi dalam kasus dokter Ayu, dia tidak seharusnya sehari pun dipenjara," katanya
 
Sementara dr Wimpie membacakan puisi berisi curahan hati seorang dokter yang merasa diperlakukan tak adil, terluka dan tak berdaya di penjara. Puisi tersebut mengulas bagaimana nasib sejumlah dokter di Indonesia yang menjadi korban ketidakadilan. Sementara itu, terlihat pula, para dokter juga melakukan aksi pengumpulan tanda tangan. Sementara itu, pantauan ke rumah sakit RSUD Ahmad, masih terlihat aktifitas seperti biasanya. dilansir metro riau. (rep10)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index