BBM Naik, Antrean Kendaraan di SPBU Mengular

BBM Naik, Antrean Kendaraan di SPBU Mengular

Pekanbaru-Menjelang pengumuman kenaikan harga BBM, banyak stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Pekanbaru yang penuh sesak. Akibatnya, arus lalu lintas macet cukup panjang karena mobil dan kendaraan roda dua antre hingga ke jalan.

Sejak Jumat malam, antrean terjadi di SPBU Jalan Tuanku Tambusai. Sejumlah polisi tampak siaga dan polisi lalu lintas mengatur kendaraan. Kondisi serupa terjadi di SPBU di Jalan Soekarno-Hatta.

Salah seorang pengemudi mobil, Hadi Muliadi (32), warga Jalan Durian mengaku sengaja memenuhkan tangki kendaraannya sebelum harganya naik untuk mengantisipasi kelangkaan BBM. "Ini hanya untuk stok beberapa hari saja," ungkap Hadi yang mengatakan tak setuju pemerintah menaikkan harga BBM ini. "Masih banyak kebijakan lain yang bisa diambil pemerintah," tambahnya.

Sedangkan di Kabupaten Kuantan Singingi, momen kenaikan harga BBM dimanfaatkan pedagang pengecer. Mereka ada yang menjual bensin hingga Rp12 ribu per liter. Kondisi ini terjadi di daerah yang jauh dari SPBU, seperti wilayah eks transmigrasi.

"Harga bensin eceran melambung seperti ini sudah terjadi sejak tiga hari lalu," kata salah seorang warga Sungai Langsat, Kecamatan Pangean, Jufri Arianto. "Tak hanya di Sungai Langsat, di wilayah eks trans seperti Sukaraja, Kuantan Sako, Giri Sako harganya juga sama," tambahnya.

Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya mengatakan perusahaan melakukan impor BBM tambahan untuk BBM subsidi sebesar 2,2 juta barel. Tambahan BBM subsidi itu terdiri dari 1,2 juta barel solar dan 1 juta barel Premium. "Impor tambahan ini merupakan antisipasi atas peningkatan kebutuhan menjelang kenaikan harga BBM dan hari libur," katanya.

Solar sebanyak 1,2 juta barel atau sekitar 200 ribu kiloliter tersebut bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan BBM nasional selama empat hari. Sementara itu, dengan tambahan impor premium sebesar 1 juta atau setara 170 ribu kiloliter dapat memenuhi dua hari kebutuhan BBM nasional. "Tapi kalau melihat kebutuhan premium sekitar 100 ribu per hari, kelihatannya akan kurang dari dua hari," ujarnya. "Tapi lihat nanti situasinya, kalau tren naik, kami impor lagi," tambahnya. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index