Cara Mario Menyusup ke Roda Pesawat Bisa Ditiru Teroris

Cara Mario Menyusup ke Roda Pesawat Bisa Ditiru Teroris
Jakarta - Aksi nekat Mario Steven Ambarita menyusup ke ruang roda belakang pesawat sungguh mencengangkan. Peristiwa mengerikan itu terjadi Selasa kemarin, 7 April 2015, sekitar pukul 15.15 WIB.
 
Pemuda asal Rokan Hilir Riau itu sukses menjadi penumpang gelap  Garuda Indonesia jurusan Pekanbaru – Jakarta yang terbang dalam ketinggian 34 ribu kaki.
 
Peneliti intelijen keamanan dari Universitas Indonesia, Ridlwan Habib, mengatakan aksi seperti yang dilakukan Mario bukan pertama kali terjadi di dunia penerbangan. 
 
Pada 22 April 2014, seorang pemuda 16 tahun berhasil bersembunyi di roda pesawat yang terbang selama lima jam dari San Jose California ke Hawai dengan pesawat Boeing 767.  
 
"Bandara secanggih Amerika Serikat saja bisa bobol, manajemen pesawatnya juga bobol," kata Ridlwan dalam keterangan pers yang diterima VIVA.co.id, Rabu 8 April 2015.
 
Menurut Ridlwan, sejak 1947 sebanyak  105 orang berusaha terbang dengan sembunyi di ruang roda pesawat. Sementara, kata Ridlwan, berdasarkan data Federal Aviation Administration Civil Aerospace Medical Institute ada 94 penerbangan yang berusaha disusupi.
 
Dari 105 orang yang mencoba itu, sebanyak 25 sukses, bahkan ada seorang anak berusia 9 tahun. 
 
"Aksi itu memang ada panduannya di internet. Mungkin Mario belajar dari  website, tapi tetap butuh mental dan nyali yang kuat untuk praktik," kata alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI tersebut.
 
Hal inilah yang harus diantisipasi oleh pihak pengelola bandara dan maskapai. Menurut Ridlwan, baik pengelola bandara maupun pihak maskapai telah lalai.
 
"Bandara bisa diterobos, dan pilot atau kru tidak bisa waspada atau tidak tahu ada penyusup di ruang roda," kata Ridlwan.
 
Untung saja, aksi Mario itu tidak menghalangi roda pendarat keluar dari bodi pesawat. Kata Ridlwan, jika stuck atau macet, akibatnya fatal sekali. Pesawat harus emergency landing tanpa roda pendarat.
 
Ahli kontra terorisme ini juga mengingatkan aksi Mario bisa menjadi inspirasi kelompok teroris melakukan serangan. 
 
"Harus segera dilakukan evaluasi menyeluruh ke sistem bandara dan prosedur tambahan sebelum take off," ujar Ridlwan.
 
Plot serangan teroris dengan sasaran bandara dan pesawat, menurut Ridlwan, sebenarnya sudah diendus Densus 88 sejak pengungkapan jaringan Syaifudin Zuhri (pengebom JW Marriott) pada 2009.  
 
Saat itu, Muhammad Syahrir (tewas ditembak) adalah seorang eks teknisi maskapai penerbangan. Dia juga diduga sudah berupaya melakukan rekrutmen pada sejumlah orang yang bekerja di lingkup Bandara Soekarno Hatta.
 
Modus pembajakan pesawat juga pernah dilakukan kelompok Imron pada 1981. Mereka membajak pesawat Garuda dan mendaratkannya di Woyla Thailand. Aksi itu dilumpuhkan Kopassus pimpinan Sintong Panjaitan dalam sergapan tujuh menit.
 
"Aksi nekat Mario ini banyak memberikan pelajaran untuk aparat keamanan. Setop saling menyalahkan dan segera lakukan evaluasi dan langkah antisipasi," kata Ridlwan. (rep01)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index