Water Front City Siak, Ikon Wisata Nan Megah

Water Front City Siak, Ikon Wisata Nan Megah

Rencana Kabupaten Siak membangun Water Front City diyakini akan membawa dampak yang positif untuk kemajuan dan pengembangan wisata Kabupaten Siak. Terutama cita-cita menjadikan Kabupaten Siak sebagai Pusat Wisata Melayu.

Konsep kota berbasis wisata air ini akan menjadi salah satu tempat reakreasi dan wisata yang akan menjadi ikon atau daya tarik tujuan para wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Hal ini terlihat dari rancangan yang telah dikonsep untuk pembangunan proyek Water Front City yang saat ini dalam pengerjaan secara bertahap.

Proyek yang dibangun di Kelurahan Kampung Dalam yang tidak beberapa jauh dari Istana Siak ini nantinya memiliki luas 880 meter dengan lebar deck on pile 16-20 meter berada di bantaran Sungai Siak. Kalau dilihat dari rancangan pembangunnya, tentu saja proyek yang dibangun dengan anggaran tidak sedikit ini, dapat menjadikan sebuah aset dan bakal menjadi sumber pendapatan daerah terutama di bidang pariwisata.

Karena di proyek ini, nantinya juga akan dibangun Plaza Bundar dengan diameter 50 meter sebagai center Water Front City yang posisinya berhadapan dengan Klenteng Siak yang juga merupakan cagar budaya.
Keberadaan Water Front City, juga nantinya juga akan kembali menghidupkan kebiasaan masyarakat Siak tempo dulu dalam bertransportasi, yakni menggunakan sampan/perahu dayung. Hanya saja konsepnya sebagai kepariwisataan. Dan untuk mendukung keperluan ini, di areal Water Front City nantinya juga akan dibangun dermaga apung

Dengan fasilitas ini,  para wisatawan nantinya dapat menikmati keindahan kota Siak melalui sampan-sampan hias yang disewakan oleh masyarakat sekitar. Wisatawan nantinya bakal dapat merasakan seperti sedangkan berada di Venesia, Italia yang merupakan kota di atas air yang sangat indah.

Keindahan Siak juga akan semakin megah setelah semua bangunan yang berada sepanjang sungai akan ditata ulang menghadap ke arah sungai. Tentu saja, tidak terlupa hiasan lampu yang berwarna-warni dari jembatan Tengku Agung Sultan Latifah membuat semakin indahnya sungai Siak di malam hari. Ini juga tentu akan menjadikan Kota Siak semakin hidup dan benar-benar menjadi pusat wisata Riau yang memiliki nilai ekonomis tinggi.

Bupati Siak, Syamsuar,  mengatakan apabila semua ini terwujud, maka dapat dipastikan Kabupaten Siak akan menjadi daerah yang pertama miliki Water  Front City khususnya di Provinsi Riau. "Ini merupakan upaya Pemkab Siak dalam menciptakan sarana prasarana kepariwisataan baru demi memperkaya khasanah wisata yang sudah ada. Selain itu, juga demi pelestarian kota lama, di mana nantinya Water Front City berada pada deretan bangunan pertokoan lama di Kelurahan Kampung Dalam, Kecamatan Siak," ungkap Bupati.

Syamsuar juga menyebutkan selain Water Front City, Siak  juga mempromosikan satu objek wisata air lainnya, yang memang cukup alami dan asri. Objek ini akan mengingatkan orang yang pernah menonton Film Anakonda, yakni Taman Nasional Danau Zamrud yang terkenal keindahannya. "Tentu saja ini merupakan satu-satunya Taman Nasional di Indonesia yang dideklarasikan langsung oleh Presiden RI," sebutnya.

Dia mengatakan Taman Danau Zamrud ini berada di areal Taman Nasional seluas 38.500 hektar yang punya potensi dua danau (tasik). Salah satunya merupakan danau rawa gambut terluas di Sumatera. Untuk menuju kawasan Taman Nasional melalui jalan yang khusus dibuat oleh PT CPI. Jalan ini dalam proses pembuatannya dilapisi karpet, karena area yang dilalui jalan tersebut merupakan rawa gambut yang dalam.  

Menurutnya, di kawasan taman nasional ini pula terdapat potensi flora yang didominasi  kelompok meranti, rengas, ramin, pinang merah dan balang. "Sedangkan untuk potensi fauna terdapat harimau Sumatera yang punya ciri khas warna belangnya lebih terang. Di samping itu ada beruang madu, tapir dan rusa. Potensi fauna di danau antara lain jenis ikan arwana, buaya air tawar" papar bupati.

Masih banyak potensi yang bisa dinikmati di Kabupaten Siak. Bukan hanya objek wisata alam, tapi juga sejarah. Karena di kabupaten tersebut memiliki Istana Siak (Istana Hasyeriah Hasymiah). Juga makam Sultan Siak ke-12, yaitu Sultan Syarif Kasim yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.

Untuk menuju Kota Siak Sri Inderapura tidaklah sulit. Dari Kota Pekanbaru bisa dijangkau melalui jalan darat dengan jarak tempuh 125 km dalam waktu 2,5 jam. Bisa juga menggunakan transportasi air melalui sungai Siak yang merupakan salah satu sungai terdalam di Indonesia dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. (Adv)

 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index