Ya Ampun, Kondisi Taman Nasional Tesso Nilo Makin Kritis

 Ya Ampun, Kondisi Taman Nasional Tesso Nilo Makin Kritis
Pekanbaru-Luas tutupan hutan alam di Taman Nasional Tesso Nilo kian menyusut dari waktu ke waktu. Perambahan liar yang terus terjadi hingga hari ini menyebabkan kawasan hutan tropis dataran rendah yang tersisa di Sumatera tersebut berada dalam kondisi kritis dan mengancam keanekaragaman hayati yang ada.
 
Kabut pagi masih menyelimuti hutan di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) saat perjalanan melintasi jalur ekowisata menuju Lubuk Balai, Kecamatan Ukui, Pelalawan, dimulai. Suara gemerisik terdengar di antara rimbunnya pepohonan akibat dedaunan yang berserakan di sepanjang jalur bergesekan dengan puluhan langkah kaki.
 
Perjalanan terpaksa berhenti sesaat meskipun belum jauh melangkah dari kamp Flying Squad, pohon–pohon akasia tampak bertumbangan menutupi jalur ekowisata. Kulit pohon terkelupas menyisakan batang pohon yang tampak masih segar.
 
“Tampaknya kumpulan gajah liar baru saja melewati jalur ini. Sisa jejak langkah dan kotoran yang kita temui saat ini memperlihatkan bahwa semuanya masih baru saja terjadi. Bisa jadi kumpulan gajah tersebut melintas beberapa jam yang lalu,” ujar Edwar Rahadian, Kepala Seksi Pengelolaan Balai TNTN Wilayah Ikemarin.
 
Perjalanan menuju Lubuk Balai kembali dilanjutkan di bawah lindungan kanopi pepohonan, setelah melintasi sejumlah jembatan kayu dan pendopo untuk beristirahat. Setengah jam kemudian rombongan mencapai tepian sungai. Jernihnya Sungai Nilo seakan mengundang setiap pengunjung untuk turun ke sungai dan merasakan kesegarannya. Pasir putih di tepian akan menjadi tempat istirahat yang menyenangkan sembari menikmati pemandangan alam sekitar.
 
TNTN merupakan perwakilan ekosistem transisi dataran tinggi dan rendah. Menurut penelitian Andrew N. Gillison dari Center of Biodiversity Management Queensland Australia di tahun 2001, Tesso Nilo memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang paling tinggi dari hutan tropis di Sumatera dengan keberadaan 218 jenis tumbuhan/m2 serta 34 jenis fauna.
 
Berdasarkan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan WWF Indonesia di tahun 2003, terdapat 360 jenis tumbuhan vascular/pohon yang tergolong dalam 165 marga dan 57 suku.
 
Di antaranya terdapat jenis yang dilindungi dan terancam punah seperti kayu bata irvingia malayana dan kempas koompasia malaccensis. Kawasan ini juga merupakan habitat dari hewan yang terancam punah seperti gajah sumatera (elephas maximus sumatrensis) dan harimau sumatera (phantera tigris sumatrae).
 
Taman Nasional Tesso Nilo ditetapkan pada tanggal 18 Juli 2004 berdasarkan SK.255/Menhut-II/ 2004. Penetapan ini diawali dengan perubahan fungsi sebagian Hutan Produksi Terbatas di blok hutan Tesso Nilo seluas 38.576 hektare (Ha) menjadi taman nasional. TNTN berada di antara dua kabupaten, yakni Indragiri Hulu dan Pelalawan.
Kemudian di tanggal 15 Oktober 2009, terdapat penambahan luas sebesar ± 44.492 Ha berdasarkan SK.663/Menhut-II/2009. Total luas TNTN secara keseluruhan saat ini adalah 83.068 Ha. (rep05/tbc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index