Kenaikan BBM tak Halangi Festival Colok

 Kenaikan BBM tak Halangi Festival Colok

BENGKALIS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bengkalis melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) akan menyelenggarakan festival colok malam tujuh likur (malam ke-27 Ramadhan,red). Diharapkan peserta colok agar bisa melakukan persiapan sejak awal baik mengenai pendanaan maupun persiapan lainnya.

“Memang begitu ada kenaikan BBM, menimbulkan pertanyaan adakah festival colok ini diadakan atau tidak. Disini kita tegaskan bahwa festival colok tetap ada karena memang sudah kita anggarkan kegiatannya di APBD 2013,” ujar Kepala Disbudparpora, H Eduar kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Seperti tahun sebelumnya, ujar Eduar, Disbudparpora hanya menganggarkan dana untuk hadiah saja, sementara untuk operasional peserta seperti biaya untuk pembelian BBM tidak ditanggung. “Sengaja kita mensosialiasikan ini lebih awal, agar masyarakat bisa mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Apalagi sekarang kan tidak ada lagi minyak tanah bersubsidi, BBM pun naik, tentu butuh biaya yang lebih besar lagi untuk membeli bahan bakar,” katanya.

Dikatakan, colok merupakan bagian dari tradisi masyarakat melayu, khususnya di Bengkalis menjelang datangnya bulan Syawal, tepatnya mulai malam ke-27 Ramadhan. Tradisi yang turun temurun sejak zaman dulu ini menurut Eduar kental dengan nilai-nilai moral dan spiritual serta nilai seni yang cukup tinggi. Penyelenggaraan festival colok, bukan hanya sekedar untuk memeriahkan datangnya hari kemenangan setelah sebulan berpuasa. Namun, lebih jauh agar nilai-nilai yang ada didalamnya tetap hidup dan tumbuh dalam kehidupan masyarakat Kabupaten Bengkalis.

“Tradisi colok mengingatkan bahwa Ramadhan segera berakhir, maka sebagai Umat Islam kita hendaknya lebih meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. Terlebih pada malam ganjil karena pada malam itulah datangnya lailatul qodar,” ujar Eduar.

Karena itu sambung Eduar lagi, kenaikan BBM hendaknya tidak menurunkan semangat para peserta colok untuk tetap mempertahanakan tradisi tersebut. Bahkan, dengan diperlombakannya festival colok dan dengan hadiah yang cukup lumayan, hendaknya makin meningkatkan kuantitas maupun kualitas colok malam tujuh likur.

“Hanya memang untuk tetap mempertahankan tradisi ini cukup berat karena butuh dana yang besar. Para peserta colok harus pandai mensiasati, paling tidak menyesuaikan dengan budget yang tersedia,” kata Eduar lagi. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index