RSUD Didesak Atasi Habisnya Stok Obat

RSUD Didesak Atasi Habisnya Stok Obat
BENGKALIS - RSUD Bengkalis didesak bergerak cepat mengatasi habisnya stok obat-obatan di rumah sakit milik pemerintah daerah itu sejak beberapa hari terakhir. Bahkan, RSUD juga dipaksa menjemput bola dengan cara apapun asal kebutuhan obat tersedia. Sebab, proses tender maupun pengadaan obat sudah terlambat.
 
Desakkan itu disampaikan Bupati, H Herliyan Saleh terkait banyaknya keluhan masyarakat terhadap RSUD Bengkalis. Karena, belakangan pasien terpaksa menebus obat di luar akibat stok obat habis. Tidak hanya itu, sesuai laporan masyarakat, rumah sakit juga terpaksa menunda operasi disebabkan rumah sakit kehabisan obat bius.
 
“Jangan lakukan pembiaran, jemput bola kalau dirasa proses pengadaan atau tender terjadi keterlambatan. Ingatkan ULP kalau memang lambat dan laporkan kepada saya persoalan yang dihadapi,” ujar Herliyan dihadapan sejumlah Kepala SKPD termasuk Kepala RSUD, dr Zulkarnaen baru-baru ini.
 
Persoalan yang sering terjadi kata Herliyan, ketika masalah sudah diambang batas, atau air sudah sampai ke hidung, baru langkah-langkah penanganan akan diambil. “Jangan biarkan masyarakat menanggung derita disebabkan kinerja kita yang lemah,” ujarnya kagi.
 
Terkait persoalan obat-obatan tersebut, menurut dr Zulkarnaen, RSUD tidak memiliki kewenangan dalam hal pengadaan obat-obatan. RSUD katanya sejak bulan April sudah menyerahkan dokumen lelang ke ULP, hanya memang proses lelang di ULP yang lambat. “Kita sudah serahkan dokumen lelang pada bulan April lalu, tapi memang tendernya yang agak lambat,” ujar Zulkarnaen.
 
Diakui, dalam beberapa kali ketersediaan obat-obatan tertentu di RSUD terkadang putus. Untuk mengatasi persoalan tersebut, tak jarang pihak RSUD “ngutang” dengan rekanan. Namun dikarenakan pembayaran agak lambat, maka sebagian rekanan tidak mau kasi utang lagi.
 
Menanggapi hal ini, Ketua Komisi IV DPRD Bengkalis, Sofyan S PdI mengatakan, dewan bersama instansi terkait sudah beberapa kali membahas pembentukan RSUD menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Di Provinsi Riau kata Sofyan, hanya tinggal satu atau dua daerah saja yang RSUD-nya belum berbentuk BLUD.
 
“Kalau sudah BLUD itu mudah, rumah sakit bisa mengurusi “hidupnya” sendiri. Pengadaan obat-obatan, tidak harus menunggu proses tender di ULP, bisa dilakukan langsung oleh RSUD,” kata Sofyan.
 
Informasi yang didapat kata Sofyan, dalam waktu dekat pihak RSUD akan menyerahkan dokumen persyaratan kepada tim penilai. Diperkirakan tahun 2014, BLUD sudah terbentuk. “Ya kita berharap kawan-kawan di RSUD segera menyelesaikan tugas ini. Harapan kita ke depan layanan kesehatan kepada masyarakat lebih baik lagi,” ujar Sofyan. (rep10)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index