Selama Bulan Puasa

Wah, Pemerintah Perbolehkan Warung Makan Buka

Wah, Pemerintah Perbolehkan Warung Makan Buka
Jakarta- Jelang Ramadan, perdebatan soal boleh tidaknya warung makan dan restoran kembali mengemuka. Demi mencegah perdebatan panjang, Kementerian Agama langsung megambil 
 
sikap. Sebab, dikhawatirkan perdebatan itu memancing kelompok tertentu melakukan tindakan kekerasan atas nama agama.
       
Menag Lukman Hakim Saifuddin meminta agar seluruh pihak dapat saling menghormati. Dalam keterangan resminya, Lukman mengatakan pihak yang berpuasa juga harus menghormati 
 
hak pihak lain yang tidak berkewajiban dan tidak sedang puasa. "Warung-warung tak perlu dipaksa tutup. Kita harus hormati juga hak mereka yang tak berkewajiban dan tak sedang 
 
berpuasa," ujarnya.
       
Menurut dia, apabila ada yang sukarela menutup warungnya, tentu dihormati. Jangan saling memaksa satu kepada yang lain. Selain itu, kata dia, muslim yang baik, tidak memaksa orang 
 
lain menutup sumber mata pencahariannya demi tuntutan menghormati yang sedang puasa. 
       
Menag menuturkan, selain harus menghormati yang sedang berpuasa, umat muslin juga dituntut menghormati hak mereka yang tidak wajib bepuasa. Misalnya karena bukan muslim. "Juga 
 
menghormati hak muslim/ah yang tidak sedang berpuasa karena keadaan (musafir, sakit, perempuan haid, hamil, menyusui)," tambahnya.
       
Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin berpendapat berbeda dengan Menag soal buka tutup warung di bulan Ramadan. "Menurut hemat saya, eloknya (warung 
 
makan) tutup, menghormati yang berpuasa," terangnya saat ditemui di Pusat Dakwah Muhammadiyah kemarin. 
    
Alumnus IAIN (Sekarang UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu menuturkan, pada dasarnya semua harus saling menghormati. Dalam hal Ramadan, maka sebaiknya yang dihormati adalah 
 
yang mayoritas. Dia meyakini orang Indonesia yang berpuasa jumlahnya mayoritas ketimbang yang tidak berpuasa. Ketika warung makan buka, itu berpotensi mengganggu yang sedang 
 
berpuasa. 
    
Meskipun demikian, dia juga mewanti-wanti yang berpuasa agar tidak berbuat seenaknya. "Kepada umat Islam yang berpuasa, kita jangan manja," ucapnya. Jangan meminta untuk dihormati. 
 
Lebih baik memperkuat keimanan sehingga tidak tergoda. "kalau kebetulan ada yang tidak sadar, tetap buka, tidak usah diserang," imbuhnya.
    
Din berpesan bagi para pedagang, khususnya pedagang muslim, tidak perlu khawatir kehilangan rezeki apabila menutup warung di siang hari. "Jangan-jangan kalau menghormati yang 
 
berpuasa, lalu buka saat malam, rezekinya bertambah," lanjutnya. 
       
Ulama 56 tahun itu menyebut ada sejumlah pengusaha kuliner yang justru laris karena mengubah jam buka menjadi jelang waktu berbuka puasa. Saat itu, kebutuhan akan makanan siap saji 
 
akan melonjak, terutama bagi mereka yang tidak sempat memasak. "Kalau saya, idealnya (warung makan) tutup, maksudnya ganti waktu buka," tambahnya.(rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index