Lapas Tulungagung Rusuh, Enam Provokator Dipindah

Minggu, 04 Agustus 2013 | 03:34:00 WIB

JAKARTA -- Usai kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Gusta Medan pada pertengahan Juli 2013 lalu, kini kerusuhan terjadi di Lapas Klas IIB Tulungagung, Jawa Timur pada Sabtu (3/8/2013) malam.

Enam orang narapidana (napi) yang dianggap provokator dalam kerusuhan, dipindahkan dari Lapas Tulungagung.

"Memindahkan dengan segera enam aktor kerusuhan ke tiga lapas di Jawa Timur, yaitu dua napi ke Lapas Blitar, dua napi ke Lapas Kediri dan dua napi ke Lapas Malang," kata Kepala Sub Direktorat Komunikasi Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham, Akbar Hadi Prabowo yang dihubungi Republika, Minggu (4/8/2013).

Akbar memaparkan kronologis kerusuhan berawal dari napi kasus narkotika atas nama Yudi yang tertangkap tangan sedang menggunakan telepon seluler dan kemudian diberikan sanksi pengisolasian pada Rabu (31/7/2013) lalu. Saat Yudi menjalani hukuman disiplin di kamar isolasi, ada pergerakan dari napi lain yang membela Yudi.

Pelaksanaan hukuman terhadap Yudi selesai dan dikeluarkan dari kamar isolasi pada Sabtu (3/8/2013) pagi. Namun pada malamnya saat pelaksanaan Sholat Trawawih, tiba-tiba salah satu napi melakukan pemukulan terhadap napi lain dan memicu napi lain untuk berbuat rusuh.

Kemudian petugas lapas langsung melakukan tindakan cepat dengan penguncian gerbang blok dan portir. Setelah itu, pihak Lapas Tulungagung juga berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI.

Napi berusaha mendobrak ke luar lapas sehingga pintu gerbang blok hunian dan portir 2 berhasil dirobohkan. Namun para napi tertahan di pintu portir 1 karena pintu tersebut susah didobrak dan bantuan petugas kepolisian juga sudah bersiaga di depan pintu portir 1.

Negosiasi pun dilakukan antara pihak lapas dengan para napi yang akhirnya mau kembali ke blok masing-masing. Keadaan dan kondisi di dalam lapas dapat dikendalikan lagi. "Tidak ada korban dari petugas maupun warga binaan," jelas Akbar.

Sementara itu, seperti dikutip Antara, Kepala Lapas Tulungagung, Muji Widodo mengatakan, kerusuhan disebabkan adanya pesta minuman keras dari enam orang napi penghuni Blok A dan B. Enam napi ini dalam kondisi mabuk dan membuat keributan dengan menjebol pintu blok dan memprovokasi puluhan napi lain untuk melakukan pengrusakan. (Rep02)

Terkini