Penjualan Apel di Pekanbaru Turun 70 Persen

Penjualan Apel di Pekanbaru Turun 70 Persen

PEKANBARU-Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyatakan informasi apel mengandung bakteri berbahaya "Listeria monocytogenes" menyebabkan penjualan  buah itu di Pekanbaru turun hingga 70 persen.

"Penurunan omzet pedagang sebesar 70 persen ini merupakan dampak dari ketakutan masyarakat akan adanya isu apel yang mengandung bakteri berbahaya. Jadi ini adalah kesalahan persepsi dimasyarakat karena faktanya tidak semua apel mengandung bakteri "Listeria monocytogenes"," kata Kabid Perdagangan Disperindag Pekanbaru, Irba H Sulaiman di Pekanbaru, Jumat.

Ia mengatakan, apel yang diketahui mengandung bakteri "Listeria monocytogenes" hanyalah apel asal Amerika yang didistribusikan oleh Bidart Bros, sementara itu secara resmi tidak ada apel Bidart Bros yang dijual di Pekanbaru.

Karena adanya isu apel tersebut, demikian Irba, banyak buah apel jenis lokal, seperti apel asal Malang, atau apel yang tidak didistribusikan oleh Bidart Bros jadi ikut terkena dampaknya.

"Jadi masyarakat harus mengetahui bahwa apel California lainnya, seperti Garnish Smith dan Gala tidak ada masalah asal tidak melalui Bidart Cross," ujarnya.

Untuk itu, dia menghimbau kepada para pedagang buah apel untuk membuah semacam pemberitahuan bahwa kios buah yang mereka tempati tidak menjual apel Bidart Bros, sehingga diharapkan bisa memulihkan kepercayaan konsumen.

Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Pekanbaru, Provinsi Riau, menyatakan hasil uji laboratorium terhadap apel impor bermerek "Granny Smith" dan "Gala" asal Amerika Serikat yang beredar di Kota Pekanbaru tidak mengandung bakteri berbahaya.

"Kita sudah uji dan hasilnya negatif. Sesuai dari sampel menunjukan apel yang beredar di Pekanbaru aman," kata Kepala BBPOM Pekanbaru, Indra Ginting.

Ia menjelaskan, BBPOM Pekanbaru pada pekan lalu telah melakukan inspeksi mendadak untuk mengambil sampel apel dari pasar dan penjual yang dilanjutkan dengan pengujian di laboratorium.  Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah apel impor dari dua merek tersebut mengandung bakteri berbahaya "Listeria monocytogenes".

Dengan uji mikroba menunjukan hasil negatif, maka ia mengatakan apel impor asal AS yang beredar di Pekanbaru aman untuk dikonsumsi.

"Namun, yang bisa mengizinkan pedagang untuk bisa menjual lagi apel impor ke pasar adalah dinas perindustrian dan perdagangan. Meski begitu, hasil uji sampel ini sebenarnya sudah cukup kuat menunjukan apel sudah bisa dijual bebas," ujarnya.  (cr01/ant)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index