Jakarta - Beberapa wajah baru muncul dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Salah satu sosok yang dianggap sebagai 'rising stars' orang kaya baru Indonesia adalah sosok Agoes Projosasmito. Menurut data Forbes yang dirilis pada awal Desember tahun lalu, Agus memiliki harta US$5,4 miliar. Bila dirupuahkan, kira-kira saat ini kekayaan Agoes menembus Rp83,68 triliun. Karena jumlah kekayaan itulah, mak dirinya berhasil menduduki peringkat 8 orang terkaya di Indonesia pada tahun ini.
Pertanyaannya adalah, siapa sebenarnya AgoesProjosasmito? Lalu bisnis apa saja sebenarnya yang ia jalankan sehingga bisa sekaya itu?
Sangat sedikit sumber yang menjelaskan soal apa latar belakang keluarga Agoes, kapan ia lahir, bagaimana juga cerita masa kecil kehidupannya.
Cerita yang bisa dilihat soal kehidupan Agoes mulai terbuka saat dia mengenyam bangku perguruan tinggi. Mengutip website Amman Mineral Internasional, Agoes pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana.
Ia juga pernah menimba ilmu dari The Australian National University pada 1988.
Nah, karir profesional Agoes mulai terlacak pada 1982. Saat itu, ia bekerja sebagai head of capital market Danareksa. Ia menjalani pekerjaan ini pada periode 1982-1990. Setelah itu, ia melanjutkan petualangan ke sejumlah industri jasa keuangan.
Tercatat, ia pernah menjadi komisaris utama NC Securities, wakil presiden direktir PT DBS Securities Indonesia, direktur PT Merincorp Securities Indonesia, Head of Capital di PT Merchant Investment Corp.
Petualangan luasnya di sektor keuangan tersebut, membuat Agoes sering terlibat dalam sejumlah transaksi penting di Indonesia. Transaksi itu salah satunya, pendirian Star Energy yang dilakukan dengan akuisisi operasi lepas pantai Conoco Phillips di Natuna pada 2002 lalu.
Agoes juga pernah terlibat dalam proses akuisisi situs geotermal Wayang Windu dari Creit Suisse dan Deutsche Bank pada 2004 lalu.
Keterlibatan itulah membuatnya kemudian tertarik masuk ke bisnis pertambangan. Ia kemudian mendirikan Ithaca Resources pada 2007 lalu.
Perusahaan bergerak di bidang pertambangan batu bara.
Melalui perusahaan tambang yang didirikannya ini, Agoes mulai menjalin kerja sama dan kedekatan dengan sejumlah pengusaha. Salah satunya Anthony Salim.
Lewat Ithaca ini juga, Agoes berhasil 'menguasai' tambang di Kalimantan Timur. Hal itu terjadi usai Ithaca menguasai 60 persen saham Nusantara Energy.
Penguasaan itu tak membuat Agoes lantas berhenti. Ia terus mengembangkan langkah besar untuk meningkatkan jangkauan bisnisnya.
Salah satu langkah besarnya terjadi saat akuisisi tambang tembaga-emas di Nusa Tenggara Barat dari perusahaan Amerika Serikat pada 2016 lalu.
Agus menjadi salah satu sosok kunci dalam proses akuisisi itu. Ia lah yang menginisiasi akuisisi Newmont Nusa Tenggara (NNT) dari Newmont Mining Corp dan Sumitomo Corporation oleh Medco Energy pada 2016 lalu dengan nilai transaksi mencapai US$2,6 miliar atau Rp40,3 triliun.
Sebelum kesepakatan akuisisi tercapai, Agus lah yang paling getol supaya akuisisi itu berjalan. Ia punya kontak dengan pemegang saham Newmont Nusa Tenggara.
Tapi, ia tak punya kendaraan untuk mencari pendanaan dalam proses akuisisi itu. Akhirnya, ia berkomunikasi dengan Hilmi Panigoro, Bos Medco Energi dan menawarkan akuisisi itu kepada mereka.
Gayung bersambut. Tawaran Agoes diterima oleh pihak Medco. Perusahaan itu mempercayakan negoisasi harga akuisisi kepada Agoes.
Akuisisi yang dilakukan Agoes melalui bendera PT Amman Mineral Internasional ini pun sukses. Dalam kesepakatan akuisisi tersebut, emiten tambang emas milik Grup Bakrie, BRMS bahkan ikut menjual kepemilikan saham mereka di NNT kepada Medco dengan harga US$400 juta.
Medco Energi Group dan AP Investment milik Agus akhirnya diketahui bekerja sama mengakuisisi saham di Amman Mineral dengan dukungan dari tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI) dan Bank Rakyat Indonesia (BBRI).
Karena peran besar Agoes dalam proses akuisisi itulah, ia kemudian masuk sebagai penerima manfaat terakhir atau pengendali dari Amman Mineral Internasional.
Nah, Amman Mineral Internasional inilah yang membuat kekayaan Agoes melonjak. Mengutip CNBCIndonesia.com, Agoes melalui kepemilikan saham 60 persen di AP Investment, menggenggam 9,3 persen saham Amman Mineral Internasional.
Saham Amman sendiri sejak melantai di bursa pada 7 Juli 2023 lalu, telah melesat 273,15 persen dari Rp1.695 menjadi Rp6.325-an pertengahan Desember ini.
Selain dari Amman, Agoes sejatinya punya pundi-pundi kekayaan lain berupa kepemilikan saham di perusahaan tambang batu bara Bumi Resources.
Di Bumi ia punya saham 8,83 persen.**