Inspirasi dari Eric Li, Anak Petani yang Sukses Jadi Bos Otomotif Berharta Rp202 Triliun

Inspirasi dari Eric Li, Anak Petani yang Sukses Jadi Bos Otomotif Berharta Rp202 Triliun
Li Shufu adalah salah satu orang terkaya di China. Pundi-pundi hartanya Rp202,66 triliun berasal dari produsen otomotif dan teknologi Geely Holding Group.

Jakarta - Menjadi kaya bisa terjadi pada siapa saja. Tergantung pada usaha keras, kecerdasan dan keberanian, keberuntungan dan faktor x lainnya. Banyak orang yang menjadi kaya namun sebenarnya berasal dari kalangan orang miskin, bahkan sangat miskin. Salah satu orang terkaya dunia yang tidak diduga menjadi kaya adalah Li Shufu atau Eric Li, yang kini memiliki harta lebih dari Rp.200 Triliun. Siapa sangka kalau waktu kecil, Eric Li adalah anak seorang petani miskin.

Li Shufu (Eric Li) tak pernah membayangkan bisa menjadi salah satu orang terkaya di China. Lewat Geely Holding Group, ia sukses membangun kerajaan otomotif dan teknologi yang diperhitungkan di mata dunia.

Per Sabtu (20/7), Forbes menempatkan Li pada peringkat ke-157 orang terkaya di dunia. Total kekayaannya ditaksir mencapai US$12,5 miliar atau sekitar Rp202,66 triliun (asumsi kurs Rp16.213 per dolar AS).

Kesuksesan Li itu tak dibangun dalam semalam. Berikut kisahnya.

Dilansir dari berbagai sumber, Li lahir di Distrik Lu Qiao, Taizhou, Zhejiang, China, pada 25 Juni 1963. Anak ketiga dari empat bersaudara ini dibesarkan oleh keluarga petani sederhana di sebuah desa nelayan yang jauh dari hiruk pikuk kota.

Ketertarikan Li dengan dunia otomotif sudah terlihat sejak kecil. Saat bermain di pantai, ia kerap membuat mobil-mobilan dari pasir.

"Kami tidak mampu membeli mainan. Saya tak pernah membayangkan bisa membuat mobil sungguhan," ujar Li dalam salah satu wawancaranya dengan Forbes Asia pada 2014 lalu.

Usai lulus SMA, Li memutar otak untuk bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Beruntung, Li jeli melihat peluang.

Dilansir Reuters, saat Li datang ke salah satu studi foto di desanya untuk mengambil foto kelulusan, ia melihat antrean panjang.

Ia pun berpikir, alih-alih pelanggan yang datang ke studio foto, mengapa tidak fotografernya saja? Akhirnya, ia pun meminjam uang dari ayahnya sebesar 120 yuan, nominal yang tidak kecil karena setara dengan lima kali rata-rata pendapatan warga di provinsinya kala itu.

Uang itu ia gunakan untuk membeli sebuah kamera. Lalu, ia menawarkan jasa fotografer dari rumah ke rumah dengan mengayuh sepeda seharga 0,48 yuan per foto.

Usaha kecil-kecilannya itu ternyata cukup menguntungkan. Kemudian, ia kembali melihat peluang dari eksperimen ekstraksi logam yang berasal dari perkakas dan peralatan.

Ia pun mengambil kesempatan itu dan mendirikan usaha komponen kulkas di usia 23 tahun. Perusahaan itu ia daftarkan dengan nama Geely.

Di tangan Li, Geely berkembang pesat seiring tumbuhnya Distrik Li Qiao dari desa nelayan menjadi kota kecil. Terlebih, China saat itu tengah melakukan reformasi ekonomi di bawah Deng Xiooping yang mendorong semangat kewirausahaan.

Lima tahun berjalan, Li terus berupaya mengembangkan perusahaannya.

Pada awal 1990-an, Li melihat sepeda motor rusak yang dibawa ke pabriknya. Ia pun berpikir Geely bisa mendiversifikasi bisnisnya dari pembuat komponen atau suku cadang ke pabrik sepeda motor.

Setelah sukses menjadi pabrik sepeda motor, Li tak puas. Ia ingin Geely bisa memproduksi mobil.

Berdasarkan keterangan penulis biografi Li kepada Reuters, awalnya Li membongkar model-model yang ada untuk melihat cara kerjanya. Setelah itu, ia membangun pabrik mobil dan membuat beberapa prototipe.

Model mobil pertama Geely, Haoqing, lahir pada 1997. Namun, mobil itu masih memiliki banyak kelemahan. Saat uji coba kebocoran, arus deras mengalir ke dalam kabin karena tidak kedap air.

Namun, Li tak menyerah. Ia terus melakukan berbagai perbaikan. Pada 1999, ia membujuk seorang pejabat Partai Komunis yang sedang naik daun untuk memberinya izin resmi untuk memproduksi mobil di China.

Li meyakinkan sang politisi bahwa ia mampu memproduksi mobil karena prosesnya tidak rumit karena hanya "dua sofa dengan empat roda". Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut, kendati pada tahun berikutnya, Haoqing mulai dipamerkan ke pasar.

Di bawah kepemimpinan Li, Geely akhirnya sukses melebarkan sayap sebagai produsen mobil.

Nama Geely Holding Group kian melesat di kancah global usai mengakuisisi sejumlah pabrikan otomotif kelas dunia sejak 2010. Beberapa merek ternama yang sahamnya dimiliki Geely di antaranya Volvo, Lynk & Co, dan Proton. Geely juga memiliki saham di beberapa perusahaan mobil mewah Inggris seperti Aston Martin dan Lotus.

Seiring transisi energi, perusahaan juga berinovasi dengan memproduksi kendaraan listrik.

Mengutip situs resmi perusahaan, Geely kini berfokus pada transformasi listrik dan cerdas dalam industri otomotif dengan menciptakan ekosistem teknologi, dan berinvestasi dalam teknologi mutakhir termasuk energi baru, mobilitas bersama, internet kendaraan, penggerak cerdas, dan cip kendaraan. **
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index