Jakarta - Kisah tentang kemunculan dabbah berasal dari beberapa hadist yang menceritakan tentang Dabbah, makhluk yang digambarkan sebagai hewan melata, yang dipercaya jadi salah satu tanda kiamat yang dijelaskan dalam sejumlah hadits. Dabbah juga disebut sebagai hewan melata yang menemui manusia pada waktu dhuha.
Sebuah hadits dari Abdullah bin Amr RA menyatakan, Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya pertanda yang pertama-tama muncul (menjelang kiamat) adalah terbitnya matahari dari barat dan munculnya makhluk melata menemui manusia pada waktu dhuha. Mana saja dari keduanya yang lebih dulu terjadi, maka tidak lama sesudah itu yang lainnya pun segera terjadi." (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ibnu Katsir dalam An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir az Zaman (Mukhtashar Nihayah al Bidayah) terjemahan Anshori Umar Sitanggal dan Imron Hasan, menjelaskan bahwa dabbah akan memberikan tanda kafir dan mukmin pada manusia. Ada yang menafsirkan tanda itu tertulis pada dahi.
Ciri-ciri Fisik Dabbah
Menukil dari Nihayatul 'Alam karya Muhammad Al-'Areifi yang diterjemahkan Zulfi Askar, ciri dan bentuk dabbah dijelaskan berbeda-beda dalam beberapa riwayat. Sebagian menyebut dabbah adalah unta milik Nabi Saleh AS tetapi, ada juga yang mengatakan dabbah anak dari unta tersebut.
Pendapat lain menggambarkan dabbah seperti binatang dengan wujud sangat besar dan kaki yang tinggi, ia keluar dari dalam tanah seperti dikutip dari buku Edisi Indonesia: Tanda-Tanda Kiamat tulisan Mahmud Rajab Hamady terjemahan Ibnu Tirmidzi.
Sifat dan karakter dabbah berbeda dengan hewan yang biasa ditemui. Dabbah disebut memiliki mukjizat besar yang dianugerahi oleh Allah SWT.
Ciri fisik dabbah menurut Ibnu Abbas RA memiliki rambut dan yang mengandung semua warna. Makhluk tersebut memiliki empat kaki dan berbicara bahasa Arab dengan fasih, ia juga mampu bicara dengan bahasa lainnya.
Sementara itu, Hudzaifah bin Yaman RA menjelaskan ciri dabbah ialah bercahaya dan memiliki bulu serta rambut yang tidak akan ditemui oleh siapapun yang mencarinya.
Dalam Asyrath As-Sa'ah Al-'Alamat Al-Kubra oleh Mahir Ahmad Ash-Shufiy terjemahan Tim Love Pustaka, Zubair RA meriwayatkan bahwa telinga dabbah seperti gajah. Ia memiliki tanduk kijang dan leher burung unta. Sementara itu, dadanya merupakan dada singa dan warnanya warna harimau.
Pinggul dabbah seperti panggul kucing, adapun ekornya menyerupai kambing dan kakinya adalah kaki unta. Sendi-sendinya berjarang dua belas hasta.
Lokasi Kemunculan Dabbah
Diterangkan dalam kitab At-Tadzkirah oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi yang diterjemahkan Anshori Umar Sitanggal, dabbah nantinya akan muncul di tempat bernama Jiyad. Terkait hal ini disebutkan dalam sebuah hadits, Nabi SAW bersabda:
"Seburuk-buruk kampung adalah Jiyad,"
"Kenapa, ya Rasulullah?" tanya para sahabat dan beliau menjawab, "Dabbah akan muncul dari kampung itu, lalu berteriak tiga kali, terdengar ke timur dan barat."
Imam Syamsuddin menjelaskan bahwa hadits di atas berasal dari perawi yang bernama Rabah tidak punya mutabi' (pengikut) tetap hadits ini dikeluarkan pula oleh Abu Ahmad bin Adi Al-Jurjani rahimahullah.
Kemudian, dalam riwayat lainnya disebutkan pula terkait proses kemunculan dabbah di Jiyad. Hadits ini berasal dari Muhammad ibnu Ishaq dari Aban ibnu Saleh, dari 'Abdullah bin Amr RA yang pernah ditanya tentang binatang melata atau dabbah,
'Abdullah bin Amr RA berkata, "Binatang melata itu keluar dari bawah batu besar yang terdapat di Jiyad. Demi Allah, seandainya aku ada bersama mereka (di masanya) atau kalau aku mampu berbuat dengan tongkatku ini, tentulah aku akan membantu mengangkat batu besar yang di bawahnya muncul hewan tersebut."
Ketika ditanya apa yang dilakukan binatang melata itu setelah muncul, 'Abdullah bin Amr RA menjawab, "Hewan melata itu menghadap ke arah timur, lalu mengeluarkan teriakannya yang dapat menembus semua kawasan timur, dan ia menghadap ke arah Syam, lalu mengeluarkan teriakan yang terdengar sampai ke negeri Syam.
Lalu menghadap ke arah barat dan mengeluarkan suara teriakannya hingga terdengar sampai ke barat, lalu menghadap ke arah negeri Yaman dan mengeluarkan suara teriakannya sampai terdengar ke Yaman. Kemudian di petang hari ia pergi ke Makkah, dan pada keesokan harinya telah berada di Asfan."
Ketika ditanya lagi apa yang dilakukan binatang melata setelah berteriak itu, 'Abdullah bin Amr RA menjawab, "Saya tidak tahu."
Terkait riwayat di atas tercantum dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir saat menjelaskan firman Allah SWT dalam surah An Naml ayat 82.
Artinya: "Apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami."
Waktu Kemunculan Dabbah
Merujuk pada Nihayatul 'Alam, waktu kemunculan dabbah yaitu pada hari yang sama ketika matahari terbit dari barat. Pendapat lain mengatakan dabbah akan keluar di akhir zaman, tepatnya ketika manusia rusak dan meninggalkan perintah Allah SWT.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam sebuah riwayat dabbah disebutkan muncul pada waktu dhuha. Wallahu a'lam bishawab.**