Jurnalis Indonesia, Jakob Oetama Wafat Usia 88 Tahun

Jurnalis Indonesia, Jakob Oetama Wafat Usia 88 Tahun

Jakarta - Tokoh pers Indonesia sekaligus pendiri Kompas Gramedia Group, Jakob Oetama, meninggal dunia hari ini, Rabu (9/9), pada usia 88 tahun. Ucapan belasungkawa warganet atas kematian Jakob menjadi trending topic di Twitter.
Kata kunci Jakob Oetama menjadi trending topic di Indonesia. Warganet berduka atas kepergian tokoh pers tersebut.

Seorang warganet @IgnatiusGiri membagikan foto Jakob bersama PK Ojong. Pada 1965 silam, kedua tokoh pers ini mendirikan harian Kompas.

Warganet @jagowriter mengatakan Jakob adalah seorang jurnalis yang berjuang keras untuk memperjuangkan kebebasan pers selama hampir 30 dekade.


Akun @Mocco_Manga mengatakan Jakob berperan penting dalam perkembangan komik atau manga di Indonesia. Perusahaan percetakan Elex Media Komputindo yang merupakan anak usaha Kompas Gramedia group merupakan peletak dasar pengembangan komik di Indonesia.

Twitter resmi jurnalis senior, Karni Ilyas juga mengucapkan rasa belasungkawa atas kepergian Jakob. Ia mendoakan agar Jakob bisa beristirahat dengan damai.

Warganet lainnya mengucapkan belasungkawa sembari mengingat jasa-jasa Jakob terhadap insan pers di Indonesia.


Jakob Oetama meninggal dunia akibat gangguan multi organ yang dideritanya. Sebelum meninggal, Jakob sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

"Bapak tanggal 22 Agustus itu dirawat di kami, pada saat awal masuk memang kondisi kritis, dan kondisinya lemah dan pada saat itu kami lakukan perawatan cukup maksimal," kata Direktur RS Kelapa Gading Ronald Reagan dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Rabu (9/9).

Ronald menyebut kondisi Jakob sebelumnya memang sempat membaik. Namun penyakit penyerta atau komorbid dan faktor usia lanjut membuat kondisi Jakob kembali buruk.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Mitra Kelapa Gading Felix Prabowo Salim mengatakan, dalam dua minggu terakhir setelah Jakob pertama kali dirawat, kondisinya mengalami pasang surut namun cenderung memburuk.

Kondisi Jakob sempat kritis dan mengalami keadaan koma Pada Minggu (6/9) lalu. Dalam hal ini, Felix juga memastikan, bahwa kematian Jakob tidak disebabkan oleh infeksi virus corona (covid-19).

"Kami dua kali melakukan pemeriksaan PCR, swab covid, dan hasilnya negatif," kata Felix. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index