Pasangan Jawa dan non-Jawa Lebih Menjual di Pilpres 2014

Rabu, 31 Juli 2013 | 01:04:00 WIB

Jakarta-Pemilih masih menginginkan pasangan Jawa dan non-Jawa untuk memimpin negara dalam lima tahun mendatang. Setidaknya itu tergambar dalam hasil survei dilakoni Indonesia Network Election Survei (INES).

Hasil jajak pendapat ini menunjukkan sebanyak 56,2 persen akan memilih pasangan Jawa dan non-Jawa pada pemilihan presiden tahun depan. Pilihan selanjutnya adalah duet Jawa (29,4 persen), non-Jawa dan Jawa (8,2 persen), serta sama-sama non-Jawa (6,2 persen).

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengatakan kunci kemenangan calon presiden adalah wakilnya. Sebab, karakter pemilih condong pada satu paket. Kalau pemilih suka capresnya dan tidak suka wakilnya, tetap tidak akan dipilih, katanya kepada merdeka.com Sabtu pekan lalu.

Saat ini calon yang ada tingkat popularitasnya tinggi, tetapi tingkat elektabilitasnya masih sangat rendah. Sehingga memajukan paket ideal calon presiden dan wakilnya bisa mendongkrak suara. Misalnya Jokowi atau Prabowo. Kalau mereka salah memilih wakil, suaranya bisa jeblok, katanya.

Kemenangan Prabowo dalam survei hanya berkaca pada popularitas dan elektabilitas pribadi bukan pada pasangan. Dia menegaskan banyak calon wakil presiden alternatif. Sebut saja Mahfud MD atau Hary Tanoesoedibjo.

tetapi kesulitan dalam memadukan pasangan calon presiden dan wakilnya ada di partai pendukung. Kalau calon wakil tidak punya partai, calon presiden harus bisa meyakinkan partai lainnya mau mendukung wakilnya, tutur Boni.

Apalagi saat ini, partai besar ogah menurunkan syarat untuk mengajukan pasangan calon akan bertarung dalam pemilihan presiden tahun depan. Dia mencontohkan pasangan Jokowi-Hatta atau Ical-Jokowi bakal kalah oleh duet Prabowo-Mahfud.

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat menegaskan bila partainya dapat 20 persen dfalam pemilihan legislatif, Prabowo akan disandingkan dengan perempuan. "Kita sangat mendukung aturan 30 persen caleg perempuan." (rep05)

Terkini