Jakarta - Setelah sebelumnya menyatakan menolak tawaran PDI Perjuangan untuk mengikuti Pilgub Jabar, kini Anies Baswedan resmi tak maju di Pilkada DKI Jakarta 2024. Anies tidak berkomentar banyak saat Jumat (30/8) dini hari. Anies hanya menyatakan bakal memberikan keterangan lebih banyak dalam beberapa waktu mendatang.
"Yang jelas saya berterima kasih buat semuanya teman-teman. Dan selalu semuanya jaga semangat, kita semua ingin jaga demokrasi kita terus sehat," kata Anies Baswedan di kawasan Brawijaya Jakarta, Jumat dini hari.
"Malam ini saya ingin berterima kasih setelah ikut stand by, ikut memikirkan, dan memperhatikan," tuturnya.
Anies Baswedan tak berkomentar lebih lanjut mengenai Pilgub Jabar dan Pilkada Jakarta 2024. Ia menyatakan pernyataan lengkap akan disampaikan pada Jumat (30/8) siang dan memilih untuk meninggalkan rumah pemenangan.
"Tentu cerah terus dong! Happy happy," kata Anies Baswedan sebelum meninggalkan lokasi tersebut.
Sementara itu, Sahrin Hamid selaku juru bicara sebelumnya mengungkapkan keputusan Anies setelah santer beredar kabar akan diusung PDIP untuk Jawa Barat bersama kader mereka, Ono Surono.
"Memang ada komunikasi antara parpol dan mas Anies kemudian itu juga menjadi pertimbangan dan itu memang dipertimbangkan dengan akhirnya disampaikan bahwa Anies tidak maju di Pilkada Jabar," Sahrin menegaskan.
Di Jawa Barat, PDIP resmi mengusung Jeje Wiradinata dan Ronal Surapradja pada menit-menit terakhir sebelum masa pendaftaran ditutup KPU pada Kamis (29/8).
Sementara itu, PDIP di Jakarta telah lebih dulu mengusung dan mendaftarkan kadernya juga, Pramono Anung yang kini menjabat Sekretaris Kabinet, didampingi Rano Karno ke KPU pada Rabu (28/8) setelah ramai kabar bakal mengusung Anies di sana.
Sahrin menegaskan Anies Baswedan memiliki hubungan yang baik dengan PDIP di tengah ramai kabar tersebut dalam tiga hari masa periode pendaftaran ke KPU. Begitu pula saat Anies bertemu Rano Karno dan diyakini banyak pihak bakal dipasangkan untuk Pilgub Jakarta 2024.
"Anies ketemu Bang Doel itu fase-fase sesuatu yang baik antara hubungan Anies dan PDIP, tak ada yang salah," ungkap Sahrin.
"Ketika PDIP memutuskan Pramono, tidak ada kekecewaan dari Anies ke PDIP. Sebaliknya, mas Anies beri apresiasi yang jadi keputusan Parpol. Memang harus begitu, kita harus fair bangun demokrasi yang sehat," Sahrin menegaskan.
Ia pun kala itu menyatakan penjelasan lebih lengkap bakal disampaikan langsung oleh Anies pada 30 Agustus. Namun, belum ada informasi detail mengenai waktu untuk hal itu.**