Di Usia Ini, Anda Memiliki Daya Ingat Terbaik

Rabu, 26 Februari 2014 | 12:36:00 WIB
New York - Ungkapan "life begins at 40" dan "the best is still to come" memang sesuatu yang memberikan semangat tetapi hal tersebut ternyata tidak benar. Sebuah riset kecil menunjukkan bahwa orang mempunyai daya ingat terbaik dalam hidupnya adalah saat berusia 25 tahun.
 
Para ilmuwan seperti dikutip situs Health Day edisi 22 Februari 2014, menanyai 34 orang berusia 59 tahun hingga 92 tahun, untuk mengingat kembali kisah hidup mereka dan menemukan bahwa mereka cenderung untuk berfokus pada transisi kehidupan seperti saat menikah dan mempunyai anak yang terjadi antara usia 17 hingga 24 tahun.
 
"Ketika orang menengok kembali kehidupan mereka dan mengingat kenangan paling penting dalam hidup mereka, sebagian besar dari mereka membagi kisah-kisah hidupnya menjadi bab-bab yang dijelaskan dengan momen-momen penting secara universal bagi banyak orang," ujar ketua peneliti Kristina Steiner, mahasiswa kandidat doktor bidang psikologi di University of New Hampshire, dalam siaran persnya. Di antara momen-momen tersebut adalah pindah secara fisik, masuk dunia perkuliahan, pekerjaan pertama, pernikahan, pengalaman militer dan mempunyai anak.
 
Semua partisipan berkulit putih dan 76 persen dari mereka setidaknya berpendidikan sarjana S1. Temuan tentang mengenang sesuatu di awal usia kedewasaan itu dipublikasikan di jurnal Memory baru-baru ini.
 
"Banyak studi dan laporan mengenai kenangan secara konsisten menemukan bahwa ketika orang dewasa diminta untuk memikirkan tentang kehidupan mereka dan melaporkan kejadian yang dikenang, mereka akan mengingat peristiwa saat berusia antara 15 tahun hingga 30 tahun. Saya ingin tahu, apakah hal tersebut benar," kata Steiner mengenai alasan penelitian yang dilakukannya.
 
Ia bertanya lebih lanjut, "Mengapa orang-orang dewasa tidak melaporkan lebih banyak kenangan saat berusia 30 tahun hingga 70 tahun? Apakah ini ada kaitannya dengan kenyataan bahwa usia 15 hingga 30 tahun merupakan saat yang paling dikenang?"
 
Karena itu, Steiner pun menyimpulkan bahwa narasi kehidupan kita adalah identitas kita. "Dengan melihat narasi kehidupan, para ilmuwan bisa memprediksikan level kesejahteraan dan penyesuaian psikologi saat dewasa. Terapi klinis bisa menggunakan terapi narasi untuk membantu seseorang melewati masalah dalam kehidupan mereka dengan melihat pola dan tema kehidupannya," ujar dia. (rep03)
 

Terkini