Masalah Ekonomi Bikin Banyak Orang Gila di Inhu

Masalah Ekonomi Bikin Banyak Orang Gila di Inhu

RENGAT-Faktor ekonomi rumah tangga ternyata menjadi pemicu utama dan berpengaruh besar pada kejiwaan, hingga menyebabkan banyaknya warga di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) menderita gangguan jiwa atau gila.
 
Hal ini disampaikan Zamri, Ketua Forum Komunikasi Pekerja Sosial Masyarakat (FKPSM) Inhu, Kamis (22/5/14), yang mencatat lebih dari seratus orang gila yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten tersebut. Bahkan, forum ini menemukan sembilan orang mengalami gangguan jiwa dalam satu desa.
 
"Baru-baru ini kami menemukan ada sembilan orang warga Desa Lubuk Sitarak, Kecamatan Rakit Kulim menderita gangguan jiwa, dua di antaranya sudah dikirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Pekanbaru," ujarnya.
 
Menurutnya banyaknya warga mengalami gangguan jiwa disebabkan faktor ekonomi rumah tangga. Bahkan beberapa di antaranya disebabkan putus cinta. Namun pihaknya belum dapat mendata secara keseluruhan dan mendetail karena masih terkendala operasional PSM yang tidak memadai untuk melakukan pendataan secara intensif di masing masing kecamatan.
 
"Hingga 2014, PSM telah memfasilitasi lebih dari seratusan orang gila untuk dikirim ke RSJ melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertras) Inhu," ungkapnya.
 
Temuan FKPSM Inhu terhadap sembilan warga Kecamatan Rakit Kulim yang menderita gangguan jiwa akibat faktor ekonomi ini, dikuatkan dengan besarnya jumlah penduduk kecamatan tersebut yang berada di bawah garis kemiskinan.
 
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Inhu Budianto, saat dikonfirmasi juga mengakui bahwa Kecamatan Rakit Kulim ditemukan banyak rumah tangga yang hidup di bawah garis kemiskinan.
 
"Data terakhir tahun 2011, paling banyak ditemukan rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan di Kecamatan Rakit Kulim, namun sampai tahun 2014 kami belum melakukan pendataan lagi, karena menunggu instruksi Pemerintah Pusat," tegasnya.
 
Keberadaan orang gila ini juga diakui Dinsosnakertran Inhu. Bahkan instansi tersebut setiap tahun menganggarkan biaya operasional pengiriman orang gila ke RSJ Pekanbaru sebanyak 50 orang, sebagaimana disampaikan Kabid Pelayanan dan Rehabilitas Sosial Dinsosnakertran Inhu Anhar. Ia mengakui, dalam tahun ini dinas itu sudah mengirim lima orang penderita gangguan jiwa ke RSJ Pekanbaru. Bahkan pada Selasa (21/5/14) kemarin, pihaknya baru saja mengirim tiga orang, dua di antaranya warga kecamatan Seberida dan satu orang warga Rengat.
 
"Dalam tahun ini baru lima orang yang dikirim ke RSJ, sementara dalam setiap tahun kami menganggarkan biaya pengiriman untuk 50 orang," ucapnya.
 
Pihaknya mengakui banyaknya orang gila di Inhu disebabkan faktor ekonomi, selain itu ditambah lagi banyaknya orang gila dari luar daerah yang datang ke Inhu. Hal ini menyulitkan pihaknya untuk mengirim orang gila pendatang tersebut ke RSJ karena terkendala aturan dan ketentuan pengiriman.
 
"Perngiriman orang gila ke RSJ sekarang ini harus memiliki BPJS Kesehatan atau Jamkesda, jadi kami kesulitan mengirim orang gila yang bukan warga Inhu karena aturan tersebut," jelasnya seperti dilansir Riauterkini.com.(cr01/rtc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index