Minimnya Iven Wisata, Rupat Utara Jadi Sulit Berkembang

Minimnya Iven Wisata, Rupat Utara Jadi Sulit Berkembang
RUPAT UTARA - Dari tahun ke tahun mimpi ingin mengembangkan kawasan wisata Pulau Rupat bagian utara hingga kini belum juga terealisasi. Ini disebabkan besarnya biaya pembangunan yang diperlukan ditambah lagi akses ke lokasi wisata ini cukup jauh harus menyeberangi laut yang menelan waktu sekitar 30 menit dan ditambah lagi perjalanan darat selama 2 jam.
 
Sementara itu iven wisata yang terjadwal (calendar of ivent) walau sudah ada tapi hanya sekali setahun dilaksanakan seperti Festival Pantai, Mandi Syafar. Tak ada seni budaya harian yang dapat disaksikan setiap hari oleh wisatawan lokal, wisatawan nusantara, dan mancanegara seperti halnya di Bali. Makanya kawasan ini ibarat seperti "Gadis Cantik yang Masih Tidur Lelap dan belum bersolek."
 
Pantai Rupat utara ini, inilah salah satunya wisata pantai dan tirta, andalan Provinsi Riau daratan di pesisir timur satu-satunya, sejak Kepulauan Riau berpisah menjadi Provinsi Kepulauan Riau.
 
Dulu ketika Provinsi Riau masih mencakup daratan dan Kepulauan Riau, dunia pariwisatanya maju pesat. Tingkat kunjungan wisatawan setiap tahunnya meningkat pula. Kini setelah berpisah ditambah sumber daya manusia (SDM) di bidang pariwisata yang lemah, kunjungan wisatawan menurun di Riau daratan.
 
Kepala Dinas Pariwisata Bengkalis, H Edwar, mengatakan berupaya terus mengembangkan dan mempromosikan potensi Rupat utara ini. Pihaknya berupaya mencari investor. Saat ini sudah ada gambar perencanaan dan detail engineering design (DED) pengembangan kawasan wisata Rupat utara.
 
Sementara roda ekonomi masyarakat Rupat utara yang menjadi andalan utama adalah sektor perikanan dan kelautan. Sektor pariwisata belum bisa diandalkan. Bocah-bocah atau anak-anak nelayan bisa sekolah karena orang tua mereka bekerja sebagai nelayan. Lihat saja nelayan Jauhari dan Samad. Melaut mulai pagi dan pulang sore harinya bisa mendapatkan sekitar 10 kg ikan parang. Ikan parang ini penampungnya toke ikan kaya dan dijual ke Malaysia dan Singapura dengan harga sekitar Rp30.000 per kg. Pendapatan nelayan Rupat utara sehari sekitar Rp150.000 hingga Rp300.000 per orang.
 
Iven-iven wisata yang perlu digelar lagi pada Oktober 2014 nanti selain Festival Pantai perlu digelar juga lomba voli pantai, takraw pantai, lomba gasing, lomba layang-layang hias internasional, pagelaran seni budaya, lomba perahu jung, dan lain-lain.(Rep05/rpc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index