Inilah Alasan Rupiah Melemah Seminggu ke Belakang

 Inilah Alasan Rupiah Melemah Seminggu ke Belakang
Jakarta-Laju nilai tukar Rupiah kembali ke zona merah sepanjang pekan kemarin. Laju nilai tukar Rupiah kembali masuk ke zona merah di hari Kartini seiring dengan menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) pascamerespons negatif rilis membesarnya impor Jepang yang menyebabkan nilai tukar yen Jepang mengalami pelemahan. 
 
Analis Trust Securities, Reza Priyambada, melihat penguatan dolar AS juga ditopang perkiraan membaiknya data-data ekonomi AS. Meski laju dolar AS terhadap poundsterling dan euro mengalami pelemahan, namun dengan rendahnya yen Jepang membuat laju dolar AS dapat terlihat lebih tinggi dibandingkan laju sejumlah mata uang Asia. 
 
"Di sisi lain, laju Euro yang terlihat kembali melemah dibandingkan dolar AS dan poundsterling memberikan sentimen negatif bagi Rupiah sehingga Rupiah pun sulit untuk menguat," jelas dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/4/2014).
 
"Imbas rilis membesarnya defisit neraca perdagangan Jepang mempengaruhi view pelaku pasar, yang mengkhawatirkan neraca perdagangan Indonesia akan bernasib sama. Begitu pun dengan defisit neraca berjalan, yang juga dikhawatirkan akan membesar sehingga membuat Rupiah terdepresiasi," tambah dia. 
 
Menurutnya, pelaku pasar juga mengkhawatirkan musim pembagian dividen, terutama untuk investor asing akan meningkatkan outflow dari pasar dan permintaan atas dolar AS. 
 
Meski demikian, dia menilai pelemahan Rupiah mulai berkurang setelah pelaku pasar merespons positif pernyataan Menteri Keuangan Chatib Basri, yang mengatakan lonjakan kebutuhan dolar AS biasa terjadi jelang tengah tahun, berkaitan dengan kebutuhan untuk repatriasi laba perusahaan penanaman modal asing (PMA), impor, dan pembayaran utang jatuh tempo. 
 
"Menkeu juga mengulas bahwa Rupiah pun melemah tak sendirian dimana mata uang regional lainnya mengalami nasib yang sama, seperti ringgit dan rupee. Menkeu juga memperkirakan, neraca perdagangan (Maret) akan bisa surplus. Inflasi (April) juga terkendali, bahkan cenderung bisa deflasi," katanya.
 
Sekadar informasi, Rupiah jauh di bawah target support Rp11.617-Rp11.420 (kurs tengah BI). Rupiah telah membuka tren pelemahan. Tanpa adanya sentimen positif, maka laju Rupiah berpotensi melanjutkan pelemahannya karena berbanding terbalik dengan dolar AS yang mencoba masuk tren kenaikannya.(rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index