Dua Helikopter Bom Air Tetap di Riau

Hari Ini Operasi Darurat Asap Selesai

Hari Ini Operasi Darurat Asap Selesai
Pekanbaru-Dua helikopter pembom air jenis Sikorsky dan Camov akan tetap berada di Provinsi Riau untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan yang tersisa, meski Operasi Terpadu Tanggap Darurat Asap Riau dipastikan berakhir hari ini, 4 April.
        
"Heli Camov dan Sikorsky masih terus berada di Riau untuk memadamkan kebakaran yang tersisa," kata Juru Bicara Satgas Darurat Asap Riau, Kol Inf Bernardus Robert di Pekanbaru, kemarin.
        
Helikopter Camov dan Sikorsky disewa oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pada Kamis ini keduanya telah menjatuhkan sekitar 7.600 liter bom air untuk memadamkan kebakaran lahan di Kota Dumai dan Kabupaten Bengkalis.
        
Berdasarkan data Satgas, kebakaran di Riau belum sepenuhnya padam karena menyisakan kebakaran di lahan seluas sekitar 12 hektar (ha). Tercatat masih ada titik asap tipis di Kabupaten Bengkalis sebanyak 10 titik dan satu titik di Rokan Hilir.
        
Sedangkan, sebanyak 241 titik api dinyatakan sudah padam dengan luas mencapai 21.902 ha.
        
Masih adanya asap membuat kualitas udara di Kabupaten Siak menurun karena indeks pencemaran udara menunjukan angka 118, yang artinya polusi debu dalam asap (PM10) dalam level "Tidak Sehat". Meski begitu, 10 daerah lainnya yang dipantau indeks pencemaran udaranya terpantau dalam kondisi baik dan sedang.
        
Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan, dua pesawat jenis BE2000 akan disiagakan untuk pemadaman kebakaran itu dipersiapkan untuk sembilan provinsi, yaitu empat di Kalimantan dan lima di Sumatera.  Khusus untuk Riau, lanjutnya, BNPB pada akhir April akan memperbantukan empat batalyon untuk membantu setiap kabupaten/kota di Riau yang rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan.
         
Empat batalyon itu berasal dari 2 Yon TNI AD, 1 Yon Marinir, dan 1 Yon gabungan Paskhas dan Brimob. Pengerahan 2.000 personel dari empat batalyon itu akan disebar untuk mengantisipasi musim kering yang diprediksi berlangsung pada Mei sampai September.
        
Menurut dia, Badan Meterorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa puncak kemarau akan terjadi pada bulan Juni di wilayah Riau mulai dari Pekabaru, Siak bagian barat, Pelalawan bagian barat dan Indragiri Hulu.
        
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 14 Maret lalu menugaskan Satgas Operasi Terpadu untuk melakukan operasi intensif untuk menanggulangi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan selama tiga pekan. Syamsul mengatakan, operasi tersebut berakhir pada 4 April dan Satgas sudah berhasil menanggulangi asap dan kebakaran di Riau. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index