Dialog dengan Bupati

Petani Minta Modal dan Perbaikkan Jalan

Petani Minta Modal dan Perbaikkan Jalan
net
BENGKALIS - Masyarakat dari kalangan kelompok tani yang menerima bantuan bibit karet unggul sebanyak 537.050 batang dari Pemerintah Kabupaten Bengkalis mula bernafas lega. Namun, di balik tu, para petani dari beberapa wilayah itu juga mendambakan bantuan modal untuk mengembangkan karet kebun serta perbaikan akses jalan. Pasalnya, untuk menanaman bibit tersebut, mulai dari poses pembersihan lahan, perawatan sampai menghasilkan dibutuhkan dana tidak sedikit.
 
Hal itu terungkap saat dialog antara masyarakat dengan Bupati Bengkalis pada acara penyerahan bibit karet unggul, Senin (4/12) lalu. Untuk itu, para anggota kelompok tani mengharapkan Pemkab bisa membantu dari segi pendanaan, sehingga bibit yang diberikan ini bisa benar-benar bisa ditanam dan menghasilkan sesuai harapan. 
 
“Bantuan bibit saja tentu tidak cukup. Untuk membersihkan lahan, penanaman dan perawatan semuanya butuh biaya. Ini sering menjadi kendala kami dan kami harapkan ada solusi dari Pemkab Bengkalis,” ujar Rusli mewakili kelompok petani karet Kecamatan Bantan.
 
Selain persoalan modal kerja, perwakilan kelompok petani karet  Kecamatan Bengkalis, Agus, juga berharap Pemkab Bengkalis memikirkan akses jalan ke kebun. Mungkin tidak perlu sampai semenisasi, cukup base sehingga kendaraan roda dua bisa masuk. “Selain modal kerja, kenda lain yang sering kami hadapi selama ini adalah jalan akses menuju kebun. Contoh di Desa Pedekik, para petani terpaksa jalan kaki berjam-jam baru bisa sampai ke kebuh, sehingga bibit yang bisa dibawa untuk ditanam seharinya maksimal 10 batang,” ujarnya.
 
Menyikapi apa yang disampaikan para petani karet ini, Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh berharap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk memikirkan sistemnya. Seperti untuk modal kerja penanaman bibit karet sampai menghasilkan, menurut Bupati, Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) bisa menfasilitasi kredit dengan bunga lunak melalui perbankan.
 
“Berdasarkan kajian, untuk satu hektar kebun karet sampai menghasilkan butuh dana sekitar Rp45.000.000-50.000.000. Mungkin nanti kalau DPRD setuju, bunganya yang dibantu Pemkab. Apalagi kredit perkebunan ini baru dibayar setelah kebun menghasilkan, kalau karet ini sekitar 5 tahun,” ujar Herliyan.
 
Terkait akses jalan menuju kebun, menurut Herliyan, banyak cara yang bisa dilakukan. Seperti melalui program Inbup-PPIP, mulai dari desa hingga tingkat kecamatan bisa digunakan danya. Kemudian ada juga dana ADD. Tinggal lagi masyarakat berembuk bersama, kalau memang ini sangat dibutuhkan kenapa tidak. Dilansir metroriau. (rep10)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index