Dinas Perkebunan akan Paparkan Pengelolaan HTR

 Dinas Perkebunan akan Paparkan Pengelolaan HTR
BENGKALIS – Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) akan mengekspos pola pemanfaatan Hutan Tanam Rakyat (HTR). Ekspos tersebut merupakan tindak lanjut untuk persiapan pemanfaatan HTR seluas 14 ribu hektar yang secara simbolis sudah diserahkan oleh Menteri Kehutanan, belum lama ini.
 
Kepala Dishutbun Bengkalis, Herman Mahmud, membenarkan hal itu belum lama ini. Dirinya mengatakan, dalam ekspos tersebut nantinya akan dipaparkan tentang kesiapan Pemkab Bengkalis dalam mengimplementasikan program HTR. Dishutbun sendiri mentargetkan pada tahun 2014 mendatang, program HTR sudah bisa dilaksanakan di lapangan.
 
Untuk pelaksanaan program tersebut, khususnya dalam pengelolaan, Herman mengatakan ada tida opsi yang akan disampaikan. Opsi pertama adalan pengelolaan dengan pola mandiri, yaitu masyarakat pemilik HTR sejak awal merencanakan pola tanam/sistem produksi mereka sesuai pengalaman mereka masing-masing tanpa ada intervensi dari mitra. Termasuk dalam hal pembiayaan, sepenuhnya ditanggung oleh pemilik HTR. 
 
Kedua pola kemitraan dimana masyarakat dalam pemanfaatan HTR bekerjasama dengan mitra berdasarkan kesepakatan bersama dengan difasilitasi oleh Pemerintah agar terselenggara kemitraan yang menguntungkan kedua pihak. “Pola ketiga adalah pola Developer dimana pemilik HTR menyerahkan sepenuhnya pengelolaan HTR kepada Developer,” ujar Herman.
 
Dikatakannya, dalam ekspos tersebut nantinya akan ditawarkan ketiga pola tersebut dan pilih pola mana yang menurut masyarakat sebagai pola terbaik dalam pengelolaan HTR secara maksimal. Menurut Herman, dari ketiga pola yang ada, masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan. Dirinya berpendapat, bagi masyarakat yang sudah mendapatkan izin pengelolaan HTR, dalam menentukan pola mana yang sesuai, hendaknya memikirkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan selama pengelolaan HTR.
 
“Bagi masyarakat dengan modal yang mencukupi, mungkin bisa saja memilih pola mandiri. Namun, kalau modal terbatas apalagi tidak memiliki pengalaman yang memadai, mungkin lebih baik memilik pola yang lain,” ujar Herman yang cenderung memilih pola developer karena pemilik izin HTR tidak banyak mengeluarkan biaya untuk pengelolaannya.
 
Saat ditanya jenis pohon yang akan ditanam di lokasi HTR, Herman mengatakan dengan kondisi yang ada saat ini, pihaknya cenderung memilih tanaman karet. Selain masyarakat sudah terbiasa dengan tanaman karet, tanaman ini juga cepat produksi sehingga cepat memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat. (rep05/mtr)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index