Cerita Lengkap Jelang Ketua DPRD Solok Hilang di Bukit Barisan

Cerita Lengkap Jelang Ketua DPRD Solok Hilang di Bukit Barisan

Akhir pekan kemarin, Sabtu 25 Mei 2013, Ketua DPRD Solok Syafri Datuk Siri Marajo punya acara khusus. Ia memimpin rombongan beranggotakan 39 orang menjelajahi keindahan alam Pegunungan Bukit Barisan.

Empat puluh orang itu, termasuk sang Ketua DPRD, berangkat pukul 10.00 pagi dari Nagari Koto Sani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Mereka hendak menghabiskan hari libur Sabtu-Minggu menelusuri jalur alternatif Solok-Padang di Bukit Barisan.

Minggu sore, 26 Mei 2013, mereka sudah akan tiba perkampungan Pasar Lalang, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Dengan demikian, hari Senin semua sudah bisa kembali bekerja.

Itu rencananya. Namun kenyataan berbeda dengan rencana. Sampai Selasa pagi, 28 Mei 2013, rombongan Ketua DPRD Solok belum juga tiba di lokasi yang direncanakan. Mereka pun dinyatakan hilang.

Istri Ketua DPRD Solok menyatakan, Senin pagi, 27 Mei 2013, sang suami sempat berhasil menelepon dirinya. Syafri ketika itu mengatakan ia berada di puncak yang tinggi. Dari situ, ia bisa melihat kota Padang. Namun Syafri tidak tahu di mana persisnya ia berada.

Tak membuang waktu, Selasa pagi itu Bupati Solok Syamsu Rahim langsung memimpin pencarian rombongan Ketua DPRD Solok yang hilang itu. Seluruh sumber daya di Solok dan Padang dikerahkan untuk melakukan evakuasi, mulai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), SAR, dan Palang Merah Indonesia (PMI) di kedua daerah itu.

Tim penyelamat yang terdiri dari 30 orang memulai pencarian dari kawasan Pasar Lalang Belimbing, Kecamatan Kuranji, Kota Padang. Posko SAR didirikan di Balimbiang, Kecamatan Kuranci, Kota Padang. Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 10.00 WIB, kelompok pertama dari rombongan Ketua DPRD Solok berhasil dievakuasi.

Sebanyak 19 orang dari total 40 anggota rombongan tiba di posko SAR di Balimbiang. “Dalam rombongan, tidak ada anggota DPRD lain yang ikut. Hanya Ketua DPRD dan masyarakat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Padang, Budhi Erwanto, kepada VIVAnews.

Rombongan terpisah

Berdasarkan keterangan para anggota rombongan yang telah berhasil dievakuasi, diketahui bahwa rombongan mereka ternyata terpisah menjadi dua kelompok di tengah jalan. Rombongan terpisah mulai Minggu sore, 26 Mei 2013.

Saat itu ada aliran sungai di persimpangan jalan mereka yang meluap. Satu kelompok yang berjumlah 19 orang berhasil menyeberangi sungai itu, sedangkan 21 lainnya gagal. “Lokasi sungai itu masih dalam kawasan Solok. Akibatnya rombongan terpisah, dan 21 orang terjebak di dalam hutan,” ujar Budhi.

Kelompok berhasil dievakuasi Selasa pagi adalah mereka yang berhasil melintasi sungai tersebut. “Mereka turun di daerah Air Dingin, Padang, dalam kondisi lemah,” kata Budhi. Lokasi mereka ditemukan sesungguhnya sudah meleset belasan kilometer dari titik masuk Air Dingin.

Tim penyelamat kemudian melanjutkan pencarian terhadap 21 anggota rombongan yang masih berada di dalam rimba Bukit Barisan itu. Ketua DPRD Solok termasuk di antara yang belum ditemukan.

Dari hasil komunikasi via pesan singkat telepon seluler atau SMS antara tim SAR dengan kelompok yang masih tersesat, diketahui bahwa mereka dalam kondisi fisik lemah karena kelelahan. “Mereka kehabisan logistik karena sudah terlalu lama di dalam hutan, lebih dari dua hari. Itu melebihi rencana mereka,” kata Budhi.

Di antara 21 orang dalam rombongan itu, enam orang cedera. Keenam orang itu sudah tidak bisa berjalan lagi. Oleh sebab itu tim SAR akan menjemput mereka.

Menurut tim SAR, lokasi mereka berada di sekitar Bukit Sambuang, Kota Padang. “Kami sudah petakan lokasi mereka. Butuh sekitar lima jam perjalanan dari posko tim SAR yang terletak di Balimbiang, Padang,” kata Budhi.

Sampai Selasa malam, tim SAR masih terus melakukan upaya pencarian. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index