Harga daging tak kunjung turun, pedagang salahkan pemerintah

Harga daging tak kunjung turun, pedagang salahkan pemerintah
Asosiasi Pedagang Pasar (APP) mengatakan harga daging yang saat ini masih melambung tinggi bukti ketidakmampuan pemerintah dalam menstabilkan harga. Padahal, pemerintah telah memberlakukan kebijakan impor.
 
"Yang saat ini terjadi bukan karena kami tidak mengusahakan agar daging tersebut turun. Ini juga disebabkan adanya permainan kartel. Ini tanggung jawab pemerintah seharusnya," ujar Ketua APP, Ngadiran, saat dihubungi merdeka.com di jakarta, Selasa (5/11).
 
Pemerintah sebetulnya sudah berjanji akan menurunkan harga daging sapi pasca Lebaran Idul Adha. Kenyataannya hingga saat ini harga tak jua turun.
 
"Menteri kan sudah berjanji harga daging turun sampai sekitar Rp 65.000 sampai Rp 70.000. Nyatanya sudah hampir setahun belakangan ini, harga komoditas itu masih tetap melambung tinggi, yakni sekitar Rp 95.000 bahkan Rp 110.000 per kilo," kata Ngadiran.
 
Ngadiran menegaskan praktik kartel daging ini sudah merugikan semua pihak. Pasalnya, selisih harga ideal dan jual saat ini sangat tinggi.
 
"Jika harga stabil itu kisarannya Rp 70.000 sampai Rp 75.000 per kilo, berarti selisihnya cukup besar. Bayangkan jika di kalikan ribuan ton, siapa yang menikmati, rakyat atau bukan," tambahnya.
 
Menurut pantauan merdeka.com, kondisi harga daging di pasaran yang cukup tinggi, membuat beberapa pedagang mengeluhkan hal tersebut. Sebab dampak dari kenaikan harga komoditi ini menyebabkan beberapa kios pedagang jadi sepi pengunjung.
 
Sepinya pembeli tentunya membuat omzet para pedagang ini menurun. "Harga daging saat ini memang berada di kisaran antara RP 95.000 sampai RP 110.000. Hal ini terjadi semenjak Idul Adha lalu," ujar salah satu pedagang daging, Abdullah, saat ditemui di Pasar Tebet. dilansir merdeka.com. (rep10)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index