Di Balik IPO Twitter (2)

Ini yang Bakal Bikin IPO Twitter Diragukan

 Ini yang Bakal Bikin IPO Twitter Diragukan

Jakarta - Sejumlah angka-angka statistik yang dipaparkan para analis tak membuat Lisa Cochrane jerih. Wakil Presiden Pemasaran di Allstatet Corp itu mengatakan, boleh saja pertumbuhan pengguna Twitter lamban tapi dia menilai kolom 140 karakter di Twitter cocok untuk brand mereka.

“Orang-orang masih belajar kok menggunakan Twitter,” kata Cochrane pada pekan lalu. “Pada akhirnya nanti (Twitter) akan menemukan tempatnya.”

Pada Kamis pekan lalu Twitter merilis dokumen S-1 dalam rangka persiapan melakukan penawaran saham perdana alias IPO. Dokumen itu berisikan data-data keuangan, seperti pendapatan dan laba, serta informasi lain yang akan menentukan sikap investor: membeli atau mengabaikan penawaran Twitter.

Di antara informasi itu, beberapa menarik untuk dicermati. Di antaranya adalah soal pertumbuhan pengguna yang terbilang lamban. Pada kuartal kedua tahun ini, pertumbuhan pengguna bulanan Twitter 7 persen saja dibandingkan 10 persen pada tiga bulan sebelumnya.

Tapi yang lebih menarik adalah soal keberadaan akun spam dan akun palsu yang banyak beredar di jejaring sosial itu. Twitter mengakui, ada sekitar 5 persen dari total 215 juta pengguna aktif jejaring sosial itu, yang termasuk akun palsu atau akunnya robot spam.

Menurut pengamat, keberadaan akun-akun palsu atau spam ini akan membuat sejumlah publik pemasaran maupun pengiklan meragukan efektivitas media sosial yang meluncur pada 2006 itu.

Akun-akun palsu biasanya dikendalikan oleh robot spammer sampai program yang lebih pintar, yang mampu mengeluarkan twit yang didesain untuk bisa menembus mesin pencari atau terlibat dalam suatu thread diskusi secara diam-diam.

Akun-akun palsu ini muncul lantaran ada pasar gelap yang memperjualbelikan akun Twitter yang memiliki banyak follower. Persis seperti layanan jual beli alamat e-mail untuk para pemasar e-mail sampah.

Penyebab lain munculnya akun-akun palsu ini adalah mudahnya membuat sebuah akun Twitter baru dan otomatis pula. Ini lantaran Twitter memang memakai aplikasi pihak ketiga dalam melakukan otomatisasi.

Dulu Twitter bilang mereka terus bekerja untuk menendang spam dari situs mereka. Pada April tahun lalu Twitter melayangkan gugatan hukum di San Fransisco terhadap sebuah kelompok perusahaan yang dituding memasang spammer.

Adapun soal pengguna aktif, Twitter mengakui ada perbedaan makna dengan unique visitor di website. “Kami memperlakukan akun ganda yang dipegang seseorang atau organisasi sebagai pengguna ganda dalam menghitung pengguna aktif kami,” ujar perusahaan itu. seperti dilnsir detik.com.

Sedangkan akun otomatis yang mengirimkan twit secara regular juga dikategorikan sebagai pengguna aktif. Akun semacam ini dipakai oleh sejumlah perusahaan, penerbit, lembaga sosial, atau pehobi, yang rutin mengirimkan berbagai twit yang dianggap relevan terhadap follower mereka.

Berbeda dengan Facebook, yang sudah mengkategorisasi penggunanya ke dalam kelompok-kelompok: mulai dari akun individu alias personal, page untuk perusahaan atau pemegang merek, dan page untuk selebritas.

Tapi memang sudah lama Twitter menegaskan pendekatan yang berbeda dengan Facebook, terkait identitas penggunanya itu. Perbedaan inilah yang justru bikin senang para penggila Twitter. Mereka bisa membuat lebih dari satu akun, dari yang sifatnya serius maupun untuk sekadar lucu-lucuan. (rep10)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index