SDN 001 Bengkalis Rebut Adiwiyata Tingkat Nasional

 SDN 001 Bengkalis Rebut Adiwiyata Tingkat  Nasional

BENGKALIS — Non Government Organization (NGO) Bahtera Melayu memberikan apresiasi atas keberhasilan SDN 001 Bengkalis yang meraih penghargaan Adiwiyata tahun 2013. Keberhasilan tersebut merupakan bukti bahwa siswa SD pun bisa turut berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

“Kita baca dari media atas keberhasilan SD Negeri 001 Bengkalis yang mana telah masuk dalam sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional. Saya berharap, Pemerintah daerah juga turut membantu agar sekolah itu, karena dinilai perduli lingkungan dan budaya lingkungan,” ujar Sekretaris LSM Bahtera Melayu, Khairul Saleh, Kamis (25/7).

Dikatakan, beberapa hal yang harus diperhatikan sekolah Adiwiyata tingkat Riau ini, berkaitan dengan sarana dan prasarana pendukung. Untuk melangkah menuju ke tingkat Nasional. Fasilitas pendukung juga menjadi bagian terpenting dari sekolah. “Ya Disdik harus segera menyikapi Adiwiyata ini, karena satu-satunya sekolah yang masuk ke tingkat Nasional adalah SD Negeri 001, dari Bahtera Melayu sangat apresiasi dengan hasil yang baru didapat oleh managemen sekolah,” katanya.

Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bengkalis H. Huzaini melalui Kepala Sub Bidang Pengembangan Lingkungan Norman mengatakan, tahapan menuju Adiwiyata tingkat Nasional perlu dibutuhkan waktu antara 2-3 tahun ke depan.

Untuk memperoleh sekolah Adiwiyata bukan perkara mudah, ada empat aspek yang harus dimiliki ditiap sekolah. Antara lain, kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.

“Pelaksanaan kurikulum mencapai 70 persen, mulai dari mendukung manset anak, berubahnya prilaku anak menjadi lebih mencintai lingkungan sehat dan bersih. Nah ini nantinya perlu secara berkesinambungan untuk disosialisasikan,” kata Norman lagi.

Disamping itu, sekolah juga harus melakukan kegiatan yang ramah lingkungan, seperti halnya pemilahan sampah yang meliputi sampah organik, kertas dan plastik. Sekolah juga harus mampu mengolah limbah sepertihalnya kertas untuk dibuat kerajinan.

“Paling tidak sekolah memiliki bank sampah yang baik, serta menerapkan sistem biopori untuk menjaga genangan air dan pencegahan banjir saat musim hujan, serta membuat sumur resapan, dan ini yang belum terlihat oleh kita, akan tetapi kita tetap berupaya bersama dengan stakeholder atau mitra kerja untuk mensosialisasikannya,” katanya. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index