Buron Napi Teroris Rupanya Alumni SMA di Pekanbaru

Buron Napi Teroris Rupanya Alumni SMA di Pekanbaru

JAKARTA-Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) kini sedang cemas. Pasalnya, satu dari empat narapidana teroris yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan, adalah teroris kelas kakap.

Dia adalah Fadli Sadama (30) yang banyak terlibat aksi teror di Indonesia dan Malaysia. Hebatnya, Fadli merupakan alumni salah satu SMA di Pekanbaru.

Ketua BNPT, Ansyad Mbai, menceritakan daftar kriminal lelaki berkacamata ini cukup dan mengerikan. Tak main-main, debut teror pertama Fadli adalah merampok Bank Lippo di Medan pada 2003. "Hasil rampokan ini digunakan Noordin dan Azhari untuk membom JW Marriot di tahun 2003," terang Mbai di Jakarta, Selasa (16/7).

Fadli Sadama memiliki banyak nama samaran. Dia dikenal dengan nama Mahmudin, Can, Zaid, Fernando, Buyung dan Ade (29).  Warga Jalan Ilyas Gang Damai No 2, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Labuhan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara ini divonis 11 tahun dan dijadwalkan bebas pada 11 Desember 2021 nanti. "Dia menjadi orang kepercayaan Noordin M Top untuk memasukan senjata dari Malaysia dan Thailand ke Indonesia," terang Mbai.

Meski hanya lulusan SMA di Pekanbaru, Riau, namun Fadli merupakan ahli IT dan teknik komputer yang dipelajarinya secara otodidak. Bahkan, Bahasa Inggrisnya juga sangat bagus.

Aksi Fadli sempat terhenti ketika dia dijebloskan ke LP Julia, Medan dan keluar pada Juli 2010. Sayangnya, Fadli kembali melakukan aksi serupa. Bahkan, kegiatan terornya semakin menjadi. "Selain kembali merampok dan menyelundupkan senjata, Fadli juga aktif dalam bertransaksi narkoba," papar Mbai.

Aksi Fadli juga sempat membuat geger saat dia melakukan pencurian dengan kekerasan di CIMB Niaga Medan pada 18 Agustus 2010. Perampokan itu menewaskan beberapa aparat keamanan setempat.

Fadli akhirnya ditangkap pada Oktober 2010. Penangkapan Fadli cenderung sulit. Selain mengeluarkan biaya banyak, penangkapan Fadli juga melibatkan jenderal bintang satu yang langsung terjun ke Malaysia.

Fadli ditangkap saat hendak menuju camp Darussalam lewat Johar Baru, Malaysia. Camp tersebut adalah camp bagi para mujahidin Al-Qaeda ASEAN. Dia tertangkap dalam operasi rutin aparat Malaysia pada 13 Oktober 2010. Ia kemudian dideportasi dari Malaysia ke Jakarta menumpang pesawat MH 723, Sabtu 4 Desember 2010 pukul 17.30 WIB.

Fadli dijerat atas sejumlah tindakan pidana. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan, Selasa, (27/9/2011), memvonis Fadli dengan hukuman 11 tahun penjara karena dituduh terlibat dalam kasus perampokan Bank CIMB Niaga, Jalan Aksara, Medan.

Tapi, baru 3 tahun berjalan, Fadli lepas kembali pasca-insiden pembakaran di Lapas Tanjung Gusta. Hal ini disesalkan oleh banyak pihak. Bahkan BNPT pun sempat berujar. "Sudah capek capek nangkap lepas juga. Kalau lepas ya cari lagi" kata Mbai.

Mbai memperkirakan, Fadli Sadama kembali ke kelompoknya. "Biasanya kalau teroris kabur, dia akan mencari-cari jaringan awalnya," kata Mbai.

Kini, BNPT bersama Polri kembali berkoordinasi. Apalagi sudah mendekati hari kemerdekaan dan lebaran yang diperkirakan Ansyad akan menjadi satu momen kembalinya aksi teror di Indonesia.

Ansyaad menambahkan, kemungkinan besar Fadli kembali mencari kelompoknya untuk melakukan aksi teror. "Otomatis dia cari jaringannya yang dulu untuk bersatu lagi dalam rangka melindungi dia," sambungnya.

Namun, Ansyad mengatakan, sangat kecil kemungkinan Fadli kembali ke Malaysia, karena dirinya pernah ditangkap di negara tersebut. "Kelihatannya dia akan sulit kembali masuk Malaysia karena sebelumnya pernah ditangkap di sana," tandasnya. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index