Korban Perampokan Masih Trauma Dibunuh

Korban Perampokan Masih Trauma Dibunuh

Pekanbaru-Keluarga Asun (47) belum berani pulang ke rumah mereka di Jalan Kuras RT 01 RW 01 Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Senapelan, Pekanbaru. Ancaman empat perampok yang akan membunuh mereka sekeluarga pada Jumat (12/7) pekan lalu masih terus menghantui.

Seperti diberitakan, di saat warga lain sedang menikmati makanan buka puasa pada hari Jumat (12/7) pekan lalu, dua sepeda motor datang menghampiri rumah Asun. Empat pria berbadan tegap dengan memakai jaket dan masih helm turun dari sepeda motor. Lalu, mereka bergegas memasuki rumah berlantai dua itu.  

Keempat kawanan bergerak cepat menyekap semua orang di lantai satu. Diawali dari Putra (12) yang lagi asyik bermain komputer. Anak lelaki Asun ini disekap setelah diancam dengan obeng. Lalu, Aek (30), Ros (27), Atun (13) dan Agustin (14) juga tak berkutik setelah ditodong dengan senjata tajam.

Kelimanya kemudian diikat dengan kabel sling berdiameter 1 centimeter. "Kalau ingin selamat, jangan coba berteriak apalagi melawan," tutur Agustin, putri Asun, menirukan ancaman pria yang memegang senjata tajam jenis golok.

Setelah melumpuhkan penghuni di lantai satu, kawanan perampok bergerak ke lantai dua. Di sana mereka menemukan dua anak Asun lainnya; Stefi (15) dan Robbi (11). Keduanya langsung diikat dengan kabel sling. Terakhir, istri Asun, Elvidiana (39) yang baru keluar dari kamar mandi juga dilumpuhkan.

Saat para perampok baru selesai menyadera semua anggota keluarganya, Asun tiba-tiba muncul. Dia baru saja pulang kerja. Asun sebenarnya sudah curiga. Dia merasa heran mendapati rumahnya sepi. Biasanya, Purta selalu menyambutnya setiap kali pulang kerja.

"Saat itu, saya baru pulang dari kantor. Saya heran kenapa tidak ada orang. Padahal biasanya anak saya, Putra, selalu saya lihat saat pulang kerja di lantai satu. Tapi, malam itu dia tidak ada," beber Asun mengenang kejadian tersebut.

Asun kemudian menaikki tangga menuju lantai dua. Tiba-tiba dia langsung disekap oleh seorang pria yang memakai jaket kulit hitam dan kelapanya ditutupi helm. Akhirnya, dia juga ikut disekap bersama seluruh anggota keluarganya.

Setelah melumpuhkan Asun, kawanan perampok itu pun memulai aksinya mengacak-acak semua ruangan di lantai dua. Sebuah brangkas di kamar tidur Asun berhasil dibuka. Dari dalamnya perampok mendapatkan uang Rp120 juta, beberapa BPKB mobil, paspor, sertifikat rumah dan tanah, perhiasan, beberapa jam tangan, dan surat-surat penting lainnya, serta tiga buah handphone. "Mereka semua pakai sarung tangan," ucap Asun.

Usai menguras semua isi brankas, kawanan perampok itu dengan cepat keluar dari rumah itu. Kejadiannya berlangsung cepat, hanya sekitar 15 menit saja. "Kami tak berani melawan, dari pada kami dibunuh," ucap Elvidiana.

Walau menyerahkan pengusutan kasus ini kepada polisi, namun Asun sekeluarga masih tidak berani pulang ke rumah itu. Sejak kejadian itu, mereka mengungsi ke rumah familinya di Pekanbaru. "Kami masih trauma untuk kembali ke rumah itu. Sudah dua malam, kami tidur di rumah keluarga," kata Elvidiana yang dijumpai di salah satu rumah keluarganya.

Asun berharap polisi segera menangkap para pelaku. Dia hanya mengetahui para pelaku berbadan tegap dan sangat cekatan. "Saya tak dapat mengenal mereka karena mereka memakai helm sebagai penutup wajah dan memakai jaket hitam," papar Asun.

Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Adang Ginanjar melalui Kasat Reskrim Kompol Arief Fajar Satria , Minggu, (14/7) mengungkapkan pihaknya masih melakukan penyelidikan kasus perampokan itu. "Kita sudah memintai sepuluh saksi-saksi," ucap Arief seperti dilansir metroriau. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index