Kasus Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, Para Penumpang Bisa Dapat Rp2,8 Miliar per Orang

Kasus Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, Para Penumpang Bisa Dapat Rp2,8 Miliar per Orang
Pengacara menyebut Singapore Airlines bisa dituntut Rp2,8 miliar per penumpang buntut turbulensi parah di armada rute London-Singapura pada Selasa (21/5). (via REUTERS/Pongsak Suksi).

Jakarta - Buntut kasus Singapore Airlines yang mengalami turbulensi parah pada rute London-Singapura pada Selasa (21/5) kemarin, kemungkinan berpeluang masuk ranah hukum.  Peluang gugatan itu disampaikan oleh para pengacara penerbangan dari Amerika Serikat (AS). Peluang itu merujuk pada Konvensi Montreal.

Dalam kasus Singapore Airlines, penumpang bisa menuntut ganti rugi hingga US$175 ribu atau Rp2,8 miliar (asumsi kurs Rp16 ribu per dolar AS) per penumpang atas turbulensi parah tersebut.

Konvensi ini merupakan sebuah perjanjian internasional yang bertujuan mengatur tanggung jawab maskapai atas kecelakaan atau insiden di udara.

"Singapore Airlines bertanggung jawab atas kecelakaan, termasuk turbulensi, pada penerbangan internasional. Terlepas dari apakah maskapai tersebut lalai," tulis pernyataan tersebut, dikutip dari Reuters, Rabu (22/5) kemarin.

Maskapai masih bisa meredam potensi tuntutan ganti rugi lebih besar yang dilayangkan keluarga atau korban. Asalkan, mereka membuktikan sudah mengambil seluruh tindakan terkait yang diperlukan untuk menghindari turbulensi.

Akan tetapi, salah seorang pengacara bernama Mike Danko mengklaim jarang ada maskapai penerbangan yang menang dengan argumen tersebut.

Danko menyebut ada upaya lain yang biasanya dilakukan maskapai untuk menekan besaran ganti rugi bagi korban. Maskapai bisa menunjukkan kesalahan penumpang yang turut berdampak dalam insiden, seperti mengabaikan peringatan untuk mengenakan sabuk pengaman.

Ia menegaskan semuanya kembali pada negara tempat tuntutan itu diajukan. Danko menilai sistem hukum yang berlaku akan berpengaruh terhadap nilai kompensasi yang diberikan.

Seperti diberitakan, turbulensi parah dialami Singapore Airlines jenis Boeing 777-300ER dengan nomor penerbangan SQ321 pada Selasa (21/5). Setidaknya ada satu korban tewas dalam insiden pesawat dari London menuju Singapura tersebut.

"Kami dapat mengonfirmasi bahwa ada luka-luka dan satu kematian di atas pesawat. Singapore Airlines menyampaikan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga almarhum," tulis maskapai dalam unggahan akun Facebook perusahaan.

"Kami bekerja sama dengan pihak berwenang setempat di Thailand untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan dan mengirimkan tim ke Bangkok untuk memberikan bantuan tambahan yang dibutuhkan," tambah mereka.**

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index