Jakarta - Perang terbuka antara Amerika Serikat dengan media sosial TikTok masih terus berlagsung. Bahkan kini Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani undang-undang yang akan melarang TikTok di AS, kecuali jika perusahaan induknya di China, ByteDance, menjual aplikasinya.
Pertanyaannya adalah, siapa yang bisa membeli TikTok?
Sebelumnya diberitakan, TikTok berencana menggugat undang-undang tersebut di pengadilan. Namun perusahaan ini harus segera mencari pembeli jika gugatan tersebut gagal dan mereka masih ingin beroperasi di AS.
Pertanyaan besar di sini tentu saja siapa kandidat yang dilihat oleh AS sebagai bakal pemilik baru TikTok, media sosial dengan 170 juta pengguna di AS.
Bukan Google dan Meta
Nama besar seperti Google dan Meta mungkin menjadi kandidat yang muncul di benak beberapa orang. Sayangnya, pengamat menyebut upaya akuisisi dari raksasa teknologi mapan, seperti Google dan Meta, akan memicu kasus antimonopoli.
Meta sendiri tengah berjuang melawan gugatan Komisi Perdagangan Federal (FTC) yang menuding pembelian WhatsApp dan Instagram melanggar hukum antimonopoli AS.
Google juga tengah melawan gugatan antimonopoli Departemen Kehakiman di dua bidang, yakni terkait dengan bisnis teknologi pencarian dan periklanannya. Namun, para pengamat mengatakan perusahaan ini berada di bawah pengawasan ketat sehingga akan menjadi kandidat yang buruk untuk membeli TikTok.
"Jika itu Amazon, Microsoft, Google atau Meta, saya rasa Anda akan melihat masalah antimonopoli yang substansial," kata Gene Kimmelman, mantan pejabat antimonopoli Departemen Kehakiman, dikutip dari CNN.
"Jika Anda mengatakan, misalnya, Intel, atau Cisco, atau Oracle, saya tidak tahu. Jika Anda mengatakan bahwa itu adalah Verizon, atau AT&T, mungkin itu bukan masalah besar," imbuhnya.
Sejumlah perusahaan yang pernah tertarik pada TikTok mungkin menjadi kandidat yang cocok untuk mengakuisisi perusahaan media sosial ini.
Misalnya, Microsoft yang baru-baru ini menarik banyak pengawasan antimonopoli karena berusaha membeli penerbit video game Activision Blizzard. Namun pada akhirnya, Microsoft berhasil mengatasi gugatan FTC dan menenangkan regulator internasional.
Setelah kesuksesan tersebut, Microsoft mungkin memiliki peluang baru untuk mencapai kesepakatan dengan TikTok. Meskipun Microsoft memiliki LinkedIn, sebuah jejaring sosial yang ditujukan untuk para profesional, Microsoft tidak memiliki aplikasi seperti TikTok dalam portofolionya.
Microsoft telah menjadi salah satu kandidat populer untuk membeli TikTok pada 2020 ketika Presiden Donald Trump pertama kali mendorong penjualan. Kala itu, negosiasi juga melibatkan Walmart, yang mengatakan mereka bermitra dengan Microsoft dalam sebuah kesepakatan.
Kedua perusahaan membatalkan upaya mereka setelah TikTok setuju untuk bekerja sama dengan Oracle dalam Project Texas, sebuah inisiatif dari TikTok untuk menyimpan data pengguna AS di server milik Oracle dan dimaksudkan untuk memenuhi masalah keamanan nasional AS.
Pada Maret, Mantan Menteri Keuangan Trump Steven Mnuchin mengatakan bahwa ia sedang mengumpulkan tim investor untuk membeli TikTok. Detail pasti dari penawaran Mnuchin masih belum jelas. Namun, ia dilaporkan telah menyarankan sebuah kesepakatan yang dapat menghapus algoritma konten TikTok yang telah menjadi dasar popularitasnya.
Hal ini mungkin dapat mengatasi masalah TikTok terkait pemerintah China. Namun, langkah ini berarti hanya membeli merek TikTok dan membiarkan asetnya yang paling berharga tidak dijual.**