Taliban Tangkap Gubernur Perempuan di Afghanistan

Taliban Tangkap Gubernur Perempuan di Afghanistan

Kabul - Salima Mazari, salah satu dari sedikit gubernur perempuan di Afghanistan dilaporkan telah ditangkap Taliban. Hingga kini, belum ada informasi terkait keberadaan Salima Mazari.

Dilansir dari Insider, Jumat (20/8), ditangkapnya Salima Mazari juga disampaikan jurnalis TV di Afghanistan, Nadia Momand. Melalui akun Twitter-nya, Momand menyampaikan bahwa Taliban dilaporkan telah menangkap Salima Mazari. Momand pun menyerukan pembebasannya.

Dilansir India Today, Salima Mazari dilaporkan ditangkap usai Taliban menguasai seluruh negara dan kepemimpinan Afghanistan, serta Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu.

Salima Mazari (40), merupakan Gubernur Charkint di Afghanistan bagian utara, yang berpenduduk lebih dari 30 ribu orang. Dalam laporan The Guardian, Salima Mazari dikenal sebagai sosok yang merekrut dan melatih militan untuk memerangi Taliban sejak 2019.

"Kadang-kadang saya di kantor di Charkint, dan di lain waktu saya harus mengambil senjata dan bergabung dalam pertempuran," katanya kepada The Guardian.

Dia diangkat sebagai gubernur pada tahun 2018, menjadikannya salah satu dari sedikit perempuan dalam politik Afghanistan yang didominasi pria.

Ketika banyak pemimpin politik yang melarikan diri dari Afghanistan, Salima Mazari tetap tinggal hingga Provinsi Balkh, di mana distriknya berada, jatuh ke tangan Taliban.

Pada minggu pertama bulan Agustus, setengah dari distrik yang dipimpin Salima Mazari berada di bawah kekuasaan Taliban, dan dia telah merekrut 600 penduduk setempat untuk menopang pertahanan distrik. Banyak dari mereka adalah petani yang telah menjual ternak mereka untuk membeli senjata. Distriknya adalah salah satu yang terakhir berdiri sebelum negara itu jatuh ke tangan Taliban.

Pada Sabtu pekan lalu, Salima Mazari mengatakan, tidak ada tempat bagi perempuan di bawah pemerintahan Taliban.

"Di provinsi-provinsi yang dikuasai Taliban, tidak ada perempuan lagi di sana, bahkan di kota-kota. Mereka semua dipenjara di rumah mereka," ujarnya.

Untuk diketahui, selama pemerintahan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, perempuan tidak diizinkan bekerja atau bersekolah dan harus didampingi oleh wali pria saat berada di luar. Minggu ini, Taliban mengklaim akan memberi perempuan lebih banyak kebebasan selama hukum Islam diikuti. Namun, klaim itu telah ditanggapi dengan skeptisisme yang meluas. *

Pewarta : detik.com
Editor  : MD Yasir
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index