Energi dari Konsumsi Pangan di Atas Ideal

Energi dari Konsumsi Pangan di Atas Ideal
BENGKALIS – Di tingkat Kabupaten Bengkalis jumlah energi dari konsumsi pangan mencapai 2.144,60 kkal/hari per kapita, dengan tingkat pemenuhan pola pangan harapan (pph) skornya 87,01. Jumlah energi dari konsumsi masyarakat Kabupaten Bengkalis secara total di atas kebutuhan ideal, namun belum memenuhi pola pangan harapan.
 
“Hal ini disebabkan belum seimbangnya mengkonsumsi pangan antar kelompok pangan, masyarakat cenderung mengkonsumsi padi-padian (beras), buah atau biji berminyak dan minyak/lemak,” ujar Bupati Bengkalis, H Herliyan Saleh saat memberikan sambutan pada acara lomba cipta menu pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman (3b+) tingkat kabupaten Bengkalis tahun 2013, di halaman Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kabupaten Bengkalis, Selasa (25/6).
 
Dikatakan, menurut standart nasional pph, idealnya perkapita perhari dibutuhkan energi 2.000 kilo kalori (kkal), yang komposisinya 50% padi-padian, 6% umbi-umbian, 12% pangan hewani, 10% minyak dan lemak, 3% buah/biji berminyak, 5% kacang-kacangan, 5% gula, 6% sayur dan buah, 3% lain-lain. Pemenuhan konsumsi ideal ini dinyatakan nilainya dengan angka 100 pada skor pph. 
 
Kemudian berdasarkan data sensus BPS tahun 2012, secara nasional jumlah energi dari konsumsi pangan baru mencapai 1.853 kkal/kap/hari, dengan tingkat skornya pemenuhan pph 75,4.
“Artinya, secara umum kita sudah melebihi batas ideal dan ini perlu ditingkatkan lagi, terutama memperbaiki keseimbangan konsumsi pangan. Dulu sering kita dengar ada jargon empat sehat lima sempurna, tapi sekarang itu sudah jarang kita dengar lagi. Padahal empat sehat lima sempurna itu ya muaranya bagaimana keseimbangan pangan kita tetap terjamin,” ujar Herliyan.
 
Masyarakat saat ini, khususnya masyarakat Kabupaten Bengkalis, sambung Herliyan, dirasakan masih kurang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Padahal sayur dan buah dapat dipenuhi melalui pengelolaan lahan di lingkungan perkarangan rumah. Pola konsumsi yang demikian, disatu sisi dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam tubuh kita karena kekurangan gizi tertentu.
 
“Disisi lain akan meningkatkan tekanan untuk pemenuhan kebutuhan sumber pangan beras yang saat ini belum sepenuh dapat terpenuhi dari produksi lokal, baru terpenuhi sekitar 40%,” ujarnya.
 
Herliyan mengatakan, untuk memotivasi masyarakat agar mau mengkonsumsi makanan sesuai pola pangan harapan, setiap unit kerja maupun kelompok masyarakat dituntut gencar melakukan sosialisasi. Dirinya berharap Tim Penggerak PKK maupun organisasi wanita  untuk dapat memasyarakatkan akan pentingnya pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman berbasis sumberdaya pangan lokal.
 
“Saya minta instansi yang berhubungan dengan pengelolaan pangan agar bekerja maksimal untuk menjamin ketahanan pangan di Kabupaten Bengkalis, baik itu berkaitan dengan produksi, ketersediaan, distribusi dan keamanan pangan. Terlebih sebentar lagi memasuki Ramadhan dan Idul Fitri,” ujar Herliyan. 
 
Bantan Juara
 
Kecamatan Bantan juara lomba cipta menu pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman (3b+) tingkat kabupaten Bengkalis tahun 2013. 
Sebagai juara Kecamatan Bantan memperoleh hadiah berupa piala dan uang tunai sebesar Rp3,5 juta. Disamping itu, Bantan akan mewakili Kabupaten Bengkalis pada lomba cipta menu tingkat Provinsi Riau, 22 Agustus mendatang. 
 
Selanjutnya posisi juara kedua diraih Kecamatan Mandau mendapatkan piala dan uang tunai sebesar Rp3 juta, juara ketiga diraih Kecamatan Rupat Utara mendapat piala dan uang tunai Rp2,5 juta.
 
Bupati Bengkalis H Herliyan Saleh memberikan apresiasi kepada para juara lomba menu pangan ini. Namun hendaknya, kegiatan lomba ini bukan saja ajang mencari menang atau kalah, namun juga perwujudan dari internalisasi dan sosialisasi konsumsi pangan selain beras dan terigu.
 
Sementara itu Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) H Ismail mengatakan, lomba cipta menu pangan beragam, bergizi, berimbang dan aman (3B+) merupakan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penganekaragaman pangan berbasis sumberdaya lokal. Selanjutnya, dapat dijadikan menu makanan sehari-hari dalam rangka memantapkan ketahanan pangan. (rep03)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index