Meski Resesi Sejengkal Lagi, Tak Perlu Panik

Meski Resesi Sejengkal Lagi, Tak Perlu Panik


Solo - Menko Polhukam Mahfud MD menyebut Indonesia 99% akan mengalami resesi. Namun, masyarakat diharapkan tidak panik
menghadapi resesi ekonomi yang sejengkal lagi.
Menurutnya, kondisi resesi tidak seperti yang dibayangkan, dan tidak ada yang berubah setelah adanya pengumuman resesi.

"Masyarakat tidak perlu panik. Kondisi resesi ya seperti sekarang ini. Resesi itu terjadi ketika dua kuartal berturut-
turut menunjukkan pertumbuhan ekonomi minus," ujar ekonom Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Lukman Hakim saat
dihubungi detikcom, Senin (31/8/2020).

Pada kuartal kedua, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen. Sedangkan pada kuartal ketiga prediksi
Lukman capaiannya akan lebih baik, meskipun masih minus

"Kalau kemarin minus lima persen, ya saya kira ini lebih baik, harapannya minus tiga lah," ujar Lukman.

Menurutnya pemerintah sudah melakukan beberapa tindakan, antara lain mengucurkan dana bantuan kepada masyarakat hingga
pekerja. Resesi ini terjadi, kata Lukman, karena daya beli masyarakat menurun.

Oleh sebab itu pemerintah mengucurkan dana triliunan rupiah untuk mendorong konsumsi masyarakat.

Di sisi lain, Lukman menambahkan, pemerintah perlu memastikan masyarakat tidak panik. Selain itu, pemerintah juga harus
memastikan ketersediaan pangan.

"Tugas pemerintah dan akademisi memastikan masyarakat tidak panik, bahan pangan juga harus tersedia. Tapi saya kira bahan
pangan masih cukup, karena permintaan masyarakat menurun," tuturnya.(rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index