Kabut Asap Mulai Ganggu Kesehatan Warga

Kabut Asap Mulai Ganggu Kesehatan Warga


SELATPANJANG  - Tidak hanya di Kota Selatpanjang, seluruh wilayah di Kabupaten Kepulauan Meranti beberapa hari belakangan tertutup kabut asap. Akibatnya, berbagai penyakit yang disebabkan tebaran abu kabut asap mulai mengancam warga.

Kabut asap yang datang dari Bengkalis, Dumai Dan Siak makin dirasakan dampaknya oleh masyarakat Kepualuan Meranti. Meski belum ada data pasti, warga di berbagai pelosok pedesaan di Meranti mulai dari Rangsang Barat, Rangsang Pesisir dan Rangsang kini mulai mengalami gangguan penglihatan dan pernapasan sepert flu disertai demam dan batuk.

Japar (60), warga Parit Nibung Sendahur, Jumat (21/6), mengatakan, dampak kabut asap mulai mendera kesehatan masyarakat. Bapak empat anak ini mengaku, salah seorang cucunya, Zaki (6), mengalami demam, flu dan batuk akibat menghirup udara yang tercemar asap. Sampai hari ini, Zaki masih terbaring di tempat tidur. “Alhamdulillah, kondisinya mulai membaik. Tapi masih batuk dan pilek. Kabut asap membuat masyarakat susah. Jangankan anak-anak, orang dewasa pun mulai mengalami gejala sama," ungkap Japar yang sudah tiga hari batuk dan flu.

Menyikapi keluhan warga, Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir menemui warga desa. Ia meminta agar masyarakat mengurangi aktivitas di luar rumah untuk menghindari kabut asap terutama anak-anak. “Kita minta pada tim medis untuk tetap siaga di tempat tugas masing-masing. Berikan pelayanan yang maksimal pada warga yang terganggu kesehatannya. Pastikan jangan sampai ada yang gagal di tangani,” tegasnya.

Selain ke desa Irwan juga mengunjungi sekolah-sekolah dan sejumlah titik jalan untuk membagikan masker kepada para pelajar di Kota Selatpanjang. Aksi bagi-bagi masker gratis ini melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten Kepualaun Meranti dan Badan Lingkungan Hidup. Perawat dan bidan di Puskesmas Kedaburapat ikut turun. Sejumlah organisasi seperti Himpunan Wanita Karya (HWK) turun ke Kecamatan Tebing Tinggi Barat.

“Mudah-mudahan dengan upaya pembagian masker ini mampu meminamilisir dampak buruk kabut asap pada masyrakat. Untuk sementara belum ada data pasti warga yang harus dirawat secara intensif terkait hal ini,” ungkap Kepala DInas Kesehatan Meranti, dr Irwan Suandi dilansir haluankepri.com.

Jarak Pandang Berkurang

Seperti diberitakan sebelumnya, jarak pandang di sejumlah wilayah juga terganggu. Siti Rahmi warga Kecamatan Tebing Tinggi Alai mengatakan, sejak pukul 07.00-10.00 WIB jarak pandang di Alai tinggal 2 meter. Lampu kendaraan tak mampu menembus tebalnya kabut asap.

Hal yang sama terjadi di perairan Selatpanjang. Kosek salah seorang penambang pancung Lemang mengaku, Kota Selatpanjang tak lagi terlihat jelas dari perairan Selat Air Hitam meski dari jarak 20 meter. Terlebih pada malam hari hingga subuh, Kota Selatpanjang hilang diselimuti kabut asap tebal. “Bila kabut asap semakin tebal maka akan mempersulit aktivitas pelayaran di Selat Air Hitam. Apalagi dengan kondisi Selat Air Hitam yang selalu padat lalu lalang kapel feri, kabut asap sangat menyulitkan nakhoda kapal,” tandasnya.  (rep2)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index