Ini Dia Pangkalan Rudal Bawah Tanah Rahasia Milik Iran

 Ini Dia Pangkalan Rudal Bawah Tanah Rahasia Milik Iran
TEHERAN – Stasiun TV Iran untuk pertama kalinya telah menyiarkan sebuah rekaman terowongan bawah tanah rahasia yang penuh dengan rudal dan unit pelontar rudal. Menurut beberapa pejabat pemerintahan, terowongan bawah tanah itu merupakan salah satu dari pangkalan rudal bawah tanah yang dimiliki Iran.
 
Berlokasi di kedalaman 500 meter di bawah pegunungan, rekaman dari stasiun TV Iran itu menunjukkan sebuah terowongan yang sangat panjang yang memiliki tinggi sekira 10 meter.
 
Komandan Divisi Kedirgantaraan Iran, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh, mengonfirmasi bahwa rekaman itu adalah salah satu dari pangkalan rudal bawah tanah rahasia Iran.
 
”Rudal jarak jauh Iran ditempatkan dan siap digunakan di bawah pegunungan tinggi di seluruh provinsi dan kota-kota di negeri ini,” ungkap Jenderal Hajizadeh, seperti diwartakan Russia Today, Kamis (15/10/2015).
 
”Ini merupakan satu contoh pangkalan rudal besar milik kami. Generasi baru dan canggih dari rudal jarak jauh yang berbahan bakar cair maupun padat ini akan menggantikan senjata yang ada saat ini pada 2016,” sambungnya.
 
Dengan berbagai persenjataan mutakhir Iran yang ditampilkan dalam video berdurasi dua menit itu, Hajizadeh mengeluarkan peringatan kepada pihak manapun yang mengancam Iran.
 
Sebagaimana diketahui, Iran telah mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia, atau P5+1 (AS, Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, China), pada Juli 2015.
 
Dalam perjanjian itu, Iran bersedia menahan program nuklirnya sehingga pencabutan sanksi terhadap Iran oleh negara-negara Barat dapat terwujud. Parlemen Iran diketahui juga telah menyetujui kesepakatan nuklir tersebut.
 
Namun, video yang dirilis baru-baru ini menunjukkan bahwa Iran masih memiliki plan B, dan tidak sepenuhnya mengandalkan perjanjian nuklir dengan negara-negara Barat.
 
”Rudal-rudal dalam berbagai rentang telah dipasang pada peluncur di semua basis dan siap diluncurkan. Kami akan menggunakannya jika musuh melakukan blunder, atau jika negara koalisi melakukan pengkhianatan,” imbuh Hajizadeh. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index