Malaysia Liburkan Puluhan Ribu Siswa

Malaysia Liburkan Puluhan Ribu Siswa

Jakarta-Akibat kabut asap semua sekolah di daerah Muar dan Ledang, Johor Baru, Malaysia, diliburkan selama dua hari terhitung sejak kemarin. "Pejabat Pelajaran Daerah (Kementerian Pendidikan) mengeluarkan kebijakan terkait dengan kabut asap yang mencapai angka 383 dalam Indeks Pencemaran Udara (IPU) di Malaysia," tulis situs lokal Malaysia, B Harian.

Pengarah Pendidikan (Dinas Pendidikan) Kota Johor, Mohd Nor A Ghani, mengatakan sebanyak 76.940 siswa dari tingkat dasar dan menengah di Muar terpaksa diliburkan karena gangguan kabut asap berbahaya ini.

Selain di Johor Baru, Kota Tinggi turut merasakan dampak kabut asap ini. Di kota ini tercatat IPU meningat pada pukul 11.00 waktu setempat. Semula, pada pukul 07.00 IPU mencapai angka 211 dan meningkat menjadi 232 di pukul 11.00 WIB.

Kabut asap di Singapura kemarin juga kembali meningkat. Dalam lima jam, indeks standar polutan (PSI) terus meningkat. Sebelumnya, kondisi terparah terjadi pada Rabu malam dengan PSI mencapai angka 321. Namun, angka itu terus turun hingga pukul 08.00 waktu setempat, hingga akhirnya kembali naik pada pukul 09.00.

"Indeks standar polutan mencapai angka 371 pada pukul 13.00 (12.00 WIB)," tulis Channel News Asia. Ini berarti, rekor keparahan yang terpecahkan semalam kini terpecahkan lagi.

Pada pukul 08.00, PSI membaik dengan angka 122. Namun, menjelang pukul 09.00, angka ini kembali naik menjadi 131. Dan, pukul 10.00 naik menjadi 153. Tiap satu jam berselang, angka itu terus berubah, dari 153, 198, 299 dan 371, pada pukul 01.00.

Jika melebihi angka 300, statusnya menjadi hazardous alias berbahaya. Normalnya, angka PSI berkisar antara 0 hingga 50. Lalu, angka 51-100 menunjukkan status moderate atau sedang. Udara akan menjadi tidak sehat jika angka PSI mencapai kisaran 101-200. Untuk angka 200 ke atas hingga 300, udara sudah dikatakan tidak sehat.

Mengingat kondisi udara yang semakin buruk akibat kabut asap, pemerintah Singapura mengimbau agar anak-anak, orangtua dan orang dengan penyakit berat untuk tinggal di dalam rumah dan menghindari kegiatan di luar ruangan.

Pemerintah Singapura mendesak pemerintah Indonesia untuk mengungkapkan identitas perusahaan yang dituding melakukan pembakaran hutan. Menteri Luar Negeri dan Hukum Singapura, K Shanmugam, mengatakan hal ini penting dalam upaya penegakan hukum, terutama karena tindakan mereka merugikan banyak pihak. "Mereka telah jelas-jelas melanggar hukum yang masuk dalam yurisdiksi Indonesia," katanya. (rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index