Takut Pilpres Rusuh, WNI Tionghoa Mengungsi

Takut Pilpres Rusuh, WNI Tionghoa Mengungsi
Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan isu bakal terjadinya rusuh pada pemilihan presiden 9 Juli nanti telah menyebabkan banyak warga negara Indonesia keturunan Tionghoa khawatir. Sebagian dari mereka memilih mengungsi ke luar negeri dari pada tetap di dalam negeri untuk menggunakan hak suara mereka. "Mereka memilih pergi karena trauma akan tragedi yang terjadi di tahun 1997 dan 1998 itu,"  ujarnya, Senin, 7 Juli 2014.
 
Menurut Sofjan, para pengusaha etnis Tionghoa itu ketakutan karena mendapat intimidasi berupa ancaman melalui pesan singkat, telepon, ataupun media sosial. Isi pesan atau percakapan tersebut, menurut Sofjan, memaksa pengusaha memilih salah satu kandidat calon presiden, dan akan ada hukumannya jika mereka tidak menjalankannya.
 
Sebagai salah satu keturunan Tionghoa, Sofjan telah mencoba menenangkan para pengusaha itu. Sebab, aparat keamanan sudah menjamin keamanan pilpres. Selain itu, kedua pasangan calon presiden yang berkompetisi juga telah sepakat untuk menggelar pemilu damai. "Pemilu kali ini akan berjalan lancar, dan tragedi di tahun 1997 dan 1998 yang memakan banyak nyawa warga Tionghoa itu tidak akan terjadi lagi."
 
Sofjan berharap pemilu kali ini bisa berjalan tertib sehingga iklim investasi di Indonesia tidak terganggu. "Apindo sering melakukan pertemuan-pertemuan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan," tuturnya. (rep01/tpc)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index