BPBD Optimis Pekan Ini Titip Api Nihil di Riau

BPBD Optimis Pekan Ini Titip Api Nihil di Riau


Jakarta-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Said Saqlul Amri mengungkapkan saat ini tinggal dua titik api lagi yang berada di Kabupaten Kuansing. Diharapkan perubahan menurunnya titik api secara signifikan melalui satelit NOAA 18, akan bisa tuntas dalam pekan ini. Karena itulah, masyarakat dan dunia usaha dihimbau tidak lagi membakar hutan dalam pemanfaatan hutan dan lahan.

Said menyatakan pada 26 Agustus lalu dengan frekuensi tertinggi, sebanyak 264 titik api dan dengan pemadaman pihaknya, terus mengalami penurunan signifikan menjadi 192, 37, 4 dan 2 titik api.

''Saat ini tinggal 2 titik api lagi. BPBD terus melakukan patroli dan sosialisasi kepada masyarakat agar tak lagi muncul titik api. Siapapun yang membakar hutan akan kami tangkap. Selanjutnya menjadi urusan kepolisian dan BLH,'' ujar Said di Jakarta, Selasa (3/9/2013).

Said menegaskan selama terjadinya kebakaran, diperkirakan sebanyak 16.000 hektar lahan telah terbakar di seluruh kabupaten/kota Riau.  Berapa banyak perusahaan yang terlibat dalam kebakaran lahan dan hutan di setiap Kabupaten/Kota, Said mengatakan pihak Dishutbun, BLH yang paling mengetahui secara detil. ''BPBD hanya sebatas mengupayakan penanggulangan, tidak bicara izin,'' tambahnya.

Menurunnya titik api akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau tersebut kata Said, tak lepas dari berbagai langkah pemadaman api seperti operasi pemadaman udara/Teknik Modifikasi Cuaca (TMC). Bahkan terhitung sejak 22 Juni hingga 5 Juli hingga saat ini operasi pemadaman udara dengan pesawat Cassa BPPT dan Cassa TNI AD oleh tim/personil Posko, Transisi  Darurat Karlahut Riau 2013.

''Kami juga mengoperasikan Ground Particulate Generator (GPG) dengan persemaian melalui 4 unit blower (kipas angin) dengan tinggi menara 10-15 meter, menggunakan larutan Calsium Chlorida (CaCl) yang diarahkan ke atas bawah awan sehingga nanti akan terjadi hujan buatan,'' ujar Ketua AMPI Riau itu.

Ditambahkan Said, sejak 1-28 Agustus lalu, pihaknya juga telah melalukan operasi pemadaman udara (water bombing) dengan pesawat Cassa oleh Tim/Personil TMC Posko, Transisi  Darurat Karlahut Riau 2013.

Sementara pada masa transisi darurat ke pemulihan operasi darat kata Said tetap dilakukan dengan Posko ke wilayah masing-masing Kabupaten/Kota se-Riau dengan kekuatan personil pemadaman titik api. Para personil pemadaman titik api tersebut terdiri dari TNI/Polri, Masyarakat Peduli Api, Manggala Agni, Relawan yang tergabung dalam FKPPI, Senkom Polri, Pramuka, PMI, Satpol PP, Basarnas, Resimen Mahasiswa dan masyarakat setempat.

Said mengatakan berdasarkan Keputusan Gubernur Riau Nomor : Kpts.545/VII/2013 tentang penetapan status transisi darurat ke pemulihan bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di provinsi Riau, pihaknya juga telah memberikan rekomendasi permasalahan penanganan kabut asap akibat bencana kebakaran lahan dan hutan di Riau tahun 2013. Diantaranya dengan mengoptimalkan lahan perkebunan dan pertanian masyarakat setempat, dengan program terpadu. Selain itu juga memperkuat sarana dan prasarana dalam memadamkan api dengan peralatan-peralatan yang baik untuk di lahan gambut.

''Rekomendasi lainnya memperkuat kordinasi bersama instansi vertikal dan instansi terkait yang berada di wilayah atau daerah serta membuat peta titi sumber air pada koordinat tertentu yang jauh dari DAS dan dekat dengan sumber kebakaran,'' ujarnya. (hlr/rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index