Ini Isu Negatif yang Bebani Jokowi dan Prabowo

Ini Isu Negatif yang Bebani Jokowi dan Prabowo
Jakarta - Kampanye negatif terus membebani calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo, dan Partai Gerakan Indonesia Raya, Prabowo Subianto. Berdasarkan hasil sigi Lingkaran Survei Indonesia (LSI), isu negatif itu berpotensi menggerus perolehan suara keduanya dalam pemilu presiden dan wakil presiden mendatang.
 
Menurut peneliti dari LSI, Ardian Sopa, ada empat isu negatif yang melekat pada calon presiden Jokowi. Isu tersebut adalah Jokowi disebut sebagai capres boneka Megawati Soekarnoputri dan cenderung tunduk pada asing. Jokowi juga dianggap berbohong karena tidak menepati janjinya sebagai Gubernur DKI Jakarta selama satu periode hingga 2017. 
 
Berikutnya, Jokowi dituduh terlibat dalam kasus pengadaan bus Transjakarta serta membela kelompok minoritas dan mengabaikan kepentingan mayoritas muslim. Sebagian besar responden, kata Ardian, tak mendengar empat isu tersebut. Sedangkan yang mendengar kabar Jokowi adalah capres boneka sekitar 39 persen responden, meninggalkan jabatan gubernur dipercayai 36,7 persen responden, terlibat kasus bus Transjakarta 19, 7 persen responden, dan pembelaan kelompok minoritas 9 persen responden.
 
Dari sejumlah responden yang pernah mendengar isu tersebut, ujar Ardian, sebagian besar tidak percaya. “Yang mempengaruhi pilihan publik itu apakah dia mengetahui atau tidak isu itu, kemudian percaya dengan isu tersebut atau tidak," tuturnya kemarin.
 
Adapun isu negatif yang membebani Prabowo adalah kasus pelanggaran hak asasi manusia berupa penculikan aktivis pada 1998, tidak harmonisnya keluarga, perilaku temperamental dan suka menggunakan kekerasan, serta dinilai tidak sukses karena perusahaannya rugi dan memiliki banyak utang.
 
Sebagian besar responden menyatakan tak pernah mendengar kasus itu. Hanya 32,6 persen responden mengaku mendengar soal kasus penculikan, 21 persen responden mengetahui kabar ketidakharmonisan keluarga, 18,9 persen responden mendengar tentang sikap Prabowo, dan 7,4 persen responden tahu kabar bisnis capres itu. Namun, dari sejumlah responden yang mendengar isu negatif tersebut, sebagian besar percaya.
 
Ardian mengatakan Jokowi dan Prabowo hingga saat ini belum menciptakan opini positif terhadap isu negatif yang menerpa mereka. Masyarakat, kata Ardian, akhirnya tidak mengetahui secara utuh pokok permasalahan dari isu negatif itu. "Harusnya mereka menjelaskannya secara tuntas kepada masyarakat," ujarnya.
 
Kampanye negatif sebenarnya sudah berlangsung sejak pemilihan legislatif dan akan berlanjut sampai pemilihan presiden dan wakil presiden pada 9 Juli mendatang. Kubu Jokowi dan kubu Prabowo mengklaim menjadi korban kampanye negatif itu.
 
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan serangan kampanye hitam terhadap Prabowo banyak muncul di media sosial melalui berbagai akun anonim. Jokowi juga mengatakan banyak kampanye hitam yang menimpanya, termasuk kartu belasungkawa yang memajang foto dirinya. "Kerja saja, kami tak mau mengurusi black campaign," kata Jokowi, dilansir Tempo.co. (rep03)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index