Para Bintang Lapangan Ini Terbuang di Piala Dunia 2014

 Para Bintang Lapangan Ini Terbuang di Piala Dunia 2014
Jakarta-Tim-tim kontestan Piala Dunia 2014 sudah mengumumkan skuadnya. Beberapa ada yang telah memastikan 23 nama yang akan diboyong ke Brasil, sedangkan lainnya masih merupakan tim sementara yang bakal dikecurutkan lagi pada penghujung bulan ini.
 
Sebagian besar dari para pemain yang dipanggil merupakan langganan di timnasnya masing-masing. Tapi ada juga yang secara mengejutkan malah ditinggal.
 
Samir Nasri, Ashley Cole, Philippe Coutinho, Alvaro Arbeloa, Isco dan Carlos Tevez merupakan pemain-pemain yang kurang beruntung karena tak bisa ambil bagian dari sejarah perhelatan sepakbola terakbar di negeri samba tahun ini.
 
Berbagai pendapat dikemukakan oleh para pelatih soal keputusan mengabaikan para pemain tersebut. Didier Deschamps selaku arsitek timnas Prancis bahkan memiliki alasan tersendiri hingga mencoret Nasri, malah dia mengabaikan andil besar pemain 26 tahun itu dalam membawa Manchester City merengkuh gelar juara Premier League musim ini. 
 
Pastinya, tak masuknya Nasri akan menimbulkan pro dan kontra. Terlebih, pemain yang memulai debut internasionalnya pada 2006 itu, sudah mengemas 41 caps dan menyumbangkan 5 gol buat Les Bleus.
 
Namun, Deschamps menilai Nasri tak bisa membela Prancis pada Juni mendatang. Deschamps sadar bahwa Nasri takkan mau dijadikan pemain pelapis, terlebih sang pelatih sudah memiliki konsep tim sendiri.
 
"Samir (Nasri) adalah pemain penting untuk Manchester City. Tetapi, dia tidak bisa tampil baik bersama timnas Prancis," ujar Deschamps.
 
"Dia jadi starter di City, di mana itu tidak terjadi di timnas Prancis. Dan, dia sudah sangat tahu bahwa dia tidak senang jika tidak starter. Dan saya bisa bilang kepada Anda bahwa hal-hal itu wajar terjadi. Saya membangun skuat terbaik dan bukan memilih 23 pemain terbaik Prancis," sambungnya.
 
Di timnas Inggris, Ashley Cole jadi yang tersisih. Hodgson menyatakan alasan mencoret bek kiri Chelsea tersebut, tak lain karena Cole dinilai bukan tipe pemain pelapis. Maka dari itu, dia memilih Leighton Baines untuk mengisi posisi tersebut dan Luke Shaw sebagai pelapisnya.
 
"Saya sudah pernah mendengar hal seperti ini, 'Bagaimana jika Leighton Baines mendapat cedera, bukankah Cole akan jadi solusi tepat?' Dan tentu saja jawabannya ya, tanpa diragukan," jelas Hodgson.
 
"Tetapi, Cole bukanlah pemain pelapis. Cole adalah tipe pemain utama. Ketika saya memutuskan Baines mungkin akan jadi pemain utama, kemudian saya memutuskan yang berikutnya bukanlah Cole melainkan Luke Shaw," sambungnya.
 
Untuk Tevez, sejak awal penyerang Juventus itu memang sudah diperkirakan tidak masuk dalam skuad timnas Argentina. Pasalnya, semenjak tim tango ditangani pelatih Alejandro Sabela, bomber berjuluk Fuerte Apache tak lagi dipercaya mengenakan kostum Albiceleste.
 
 
Yang menarik adalah nasib Arbeloa. Menjadi pilar timnas Spanyol sejak merengkuh Piala Eropa 2008, dia sekarang malah harus mengalah dari pelapisnya sendiri di Real Madrid, Daniel Carvajal. Meski kecewa karena terbuang dari skuad La Furia Roja, namun Arbeloa tetap menerima keputusan sang pelatih, Vicente Del Bosque.
 
"Terima kasih untuk semua dukungan yang kalian berikan. Pada akhirnya, ini adalah akhir dari era yang luar biasa saya bersama timnas Spanyol. Saya ingin mengucapkan semoga sukses untuk skuad Spanyol di Brasil. Kembalilah dengan membawa gelar," ujar Arbeloa.
 
Sementara asisten pelatih timnas Spanyol, Toni Grande, mengatakan, penncoretan Arbeloa dari skuad adalah keputusan yang berat karena bek 31 tahun itu sudah memberi banyak hal untuk timnas Spanyol.
 
"Jelas ini keputusan yang menyakitkan. Cedera yang dialaminya membuat dia jarang bermain. Keputusan yang kami ambil murni karena cedera yang dialaminya, tidak ada yang lain," papar Grande.
 
Pemanggilan kejutan
 
Kejutan bukan cuma bagi pemain yang tak dipanggil, tapi juga buat punggawa debutan. Bintang muda Manchester United, Adnan Januzaj serta penyerang Werder Bremen, Franco Di Santo merupakan dua di antaranya.
 
Januzaj dipanggil masuk skuad Belgia oleh pelatih Marc Wilmots. Yang menarik, padahal baru bulan kemarin pemain 19 tahun tersebut memutuskan akan membela timnas mana. Diketahui Januzaj sebelumnya diperebutkan oleh tiga negara yakni Belgia, Inggris serta Kosovo.
 
Carvajal yang dijadikan pengganti buat Arbeloa juga menjadi kejutan tersendiri. Seperti disebutkan tadi, di Madrid dia merupakan pelapis Arbeloa. Namun karena cedera yang membebat sang senior, Carvajal jadi sering tampil dan kesempatan tersebut tak disia-siakannya untuk unjuk kebolehan. Penampilan paling impresif pemain 22 tahun itu ialah di leg kedua semifinal Liga Champions.
 
Pada pertandingan krusial di Allianz Arena itu Carvajal berhasil mematikan pergerakan winger andalan sang juara bertahan, Franck Ribery.
 
Nama lain yang pantas disorot adalah Franco Di Santo. Meskipun pengumuman skuad belum final, tapi setidaknya penyerang Werder Bremen itu sudah membuka kesempatan untuk menjadi tandem Lionel Messi.
 
Tapi menilik trek rekor Di Santo, tak salah jika banyak pihak meragukan keputusan Sebela memangilnya. Ya, dari performa, mantan pemain Chelsea dan Wigan Athletic itu jauh dari kata impresif. Bergabung dengan Bremen sejak 2013, dia sudah mencatat 23 penampilan. Hanya saja sampai sekarang dia hanya mampu membobol gawang lawan sebanyak empat kali. Sebuah catatan yang buruk buat seorang bomber. (rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index