Ini Dia Kronologi Mandat Megawati untuk Jokowi

 Ini Dia Kronologi Mandat Megawati untuk Jokowi
Jakarta-Teka-teki tentang calon presiden yang akan diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terjawab sudah. Melalui mandat tulisan tangan, Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri menunjuk Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon presiden partai ini. 
 
Keputusan tersebut keluar dua hari setelah Megawati berziarah ke makam Presiden pertama Indonesia, Soekarno, di Blitar Jawa Timur, Rabu (12/3/2014). Saat itu, Jokowi ikut menemani Megawati. Sehari setelah ziarah, Kamis (13/3/2014), beredar luas rumor PDI-P akan mengambil keputusan soal calon presiden.
 
Rumor tersebut ditepis Sekretaris Jendral PDI-P Tjahjo Kumolo. Dia mengatakan, keramaian di kantor pusat partainya hanyalah rapat rutin. Meskipun, kata dia, ada 75 tamu terdaftar hadir malam itu. Di antara 75 tamu itu, ada 60 pengusaha. Menurut Tjahjo, puluhan tamu tersebut datang bukan karena diundang tetapi berdasarkan inisiatif mereka sendiri.
 
Dalam pertemuan tersebut, para tamu mendengarkan paparan soal platform kebijakan bila PDI-P berkuasa. Megawati ada di sana. Meski hanya sekitar satu jam. Dia datang agak terlambat, lalu meninggalkan kantor itu lebih awal bersama Wakil Sekretaris Jendral PDI-P Hasto Kristiyanto.
 
Sinyal
Belakangan Tjahjo mengatakan Megawati pada malam itu bertemu Jokowi. Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDI-P Puan Maharani. Tjahjo tak menyebutkan lokasi pertemuan.
 
Di depan Puan, kata Tjahjo, Megawati meminta Jokowi bekerja keras menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar RI 1945, dan Pancasila. Selain itu, Jokowi juga diminta menjalankan konsep trisakti yang diwariskan Presiden Soekarno dalam mengambil semua keputusan. 
 
Trisakti adalah prinsip berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang budaya. Perintah Megawati selanjutnya, kata Tjahjo, Jokowi wajib menyejahterakan rakyat Indonesia dan memegang semangat pro-rakyat dalam setiap keputusan politik dan pembangunan menuju Indonesia Hebat, seperti cita-cita para proklamator. 
 
Lalu, kejutan itu pun terungkap ke publik, Jumat (14/3/2014). Jokowi yang sedang blusukan ke Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara, mengaku sudah mendapatkan mandat dari Megawati untuk menjadi calon presiden PDI-P. Jokowi pun mengatakan siap menjalankan mandat itu. 
 
Menurut Jokowi, dia sudah merasakan sinyal bakal diusung sebagai calon presiden PDI-P sejak empat bulan lalu. Dia tak menampik, sinyal semakin kuat saat dia diminta menemani Megawati menziarahi makam Bung Karno.
 
Bersamaan dengan saat Jokowi membuat pernyataan soal mandat untuknya itu, seluruh elite PDI-P berkumpul di Lenteng Agung, lokasi kantor pusat PDI-P. Sekitar pukul 14.45 WIB, Megawati menulis perintah harian di atas selembar kertas. Tulisan tangan.
 
Ini adalah isi dari perintah harian yang langsung ditulis oleh Megawati:
 
"Perintah Harian: Merdeka!"
 
"Saya selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan; kepada seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai mata hati, keadilan, dan kejujuran di manapun kalian berada!"
 
1. Dukung Bapak Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
2. Jaga dan amankan jalannya pemilu legislatif terutama di tps-tps dan proses penghitungan yang berjalan dari segala bentuk kecurangan dan intimidasi.
3. Teguh dan tegarkan hati dalam mengawal demokrasi di Republik Indonesia tercinta.
 
Pro dan kontra
Hanya berselang hitungan jam, surat perintah harian tersebut dibacakan oleh Puan didampingi pengurus DPP PDI-P seperti Tjahjo, Eriko Sotarduga, Achmad Basarah, dan Maruarar Sirait. Menurut Puan, keputusan dibuat berdasarkan pertimbangan panjang, matang, dan telah mencermati dinamika politik terkini.
 
Sesuai amanat kongres, kata Puan, Megawati memiliki kewenangan penuh menunjuk calon presiden yang akan diusung PDI-P. Setelah keputusan keluar, tegas dia, perdebatan di internal pun usai. "Semua pengurus dan kader PDI-P wajib patuh untuk mendukung Jokowi sebagai capres," ujar dia.
 
Saat ini, kata Puan, PDI-P fokus memenangkan pemilu legislatif. Wacana mengenai calon wakil presiden yang akan mendampingi Jokowi baru akan diputuskan setelah didapatkan hasil pemilu legislatif.
 
"Konsekuensi pro dan kontra (dari keputusan ini), kami harus siap. Ini masalah bangsa ke depan. Kami berharap keputusan ini akan membawa dampak untuk (pemilu legislatif) 9 April (2014)," ujar Puan.
 
Penunjukkan Jokowi sebagai capres PDI-P sontak menuai banyak reaksi. Seperti disebut Puan, ada reaksi pro maupun kontra. Bila sikap pro sudah tak perlu ditanya bagaimana wujudnya, maka reaksi kontra punya beragam penampakan, mulai pernyataan siap berhadapan hingga kritik dan kecaman.
 
Jokowi menanggapi semua reaksi itu dengan pernyataan bahwa partainya punya mekanisme sendiri. Menjadi calon presiden, imbuh dia, juga adalah hak setiap warga negara. Jokowi menekankan, dia tak akan menerima mandat tersebut bila konstitusi tak mengizinkan. 
 
Nah, setelah satu teka-teki terjawab, implikasi dari jawaban itu barangkali justru merupakan teka-teki baru dengan konsekuensi yang lebih besar lagi. (rep05)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index