Gunung Slamet Meletus, Ini Skenario Terburuknya

 Gunung Slamet Meletus, Ini Skenario Terburuknya
PURWOKERTO - Tim SAR gabungan dari Brebes dan Bumijawa menyiapkan jalur evakuasi bagi warga Kabupaten Brebes dan Tegal, Jawa Tengah, yang bermukim di lereng Gunung Slamet. Jalur itu disiapkan bila sewaktu-waktu gunung tersebut meletus dahsyat.
 
”Saat ini kami bersama teman-teman dari SAR Bumijawa, Kabupaten Tegal, sedang berkumpul di Dawuhan, Kecamatan Sirampog, Brebes, untuk membuka jalur evakuasi,” kata seorang anggota Tim SAR Brebes, Subhan, Kamis (13/3/2014).
 
Selain jalur evakuasi, kata dia, pihaknya juga menyiapkan titik evakuasi di Batursari, Kaliwadas, dan Igirklanceng, Kecamatan Sirampog, Brebes.
 
Sementara di Kabupaten Tegal, lanjut dia, titik evakuasi akan dibuka di Batumirah, Kecamatan Bumijawa, Tegal. Titik evakuasi di Kecamatan Paguyangan, Brebes, akan dibuka di Pandansari dan Taman.
 
”Hingga saat ini memang belum ada dampak dari peningkatan aktivitas Gunung Slamet. Namun, gemuruh yang dikeluarkan Gunung Slamet menjangkau Desa Pandansari, Taman, Igirklanceng, Batursari, dan Kaliwadas,” bebernya.
 
Ia memperkirakan, jumlah warga yang harus dievakuasi jika terjadi erupsi mencapai 200 ribu jiwa. Kubah lava gunung itu mengarah ke barat laut atau sekitar Bumijawa.
 
Kendati demikian, ia meminta warga yang bermukim di desa-desa terdekat dengan puncak Gunung Slamet untuk tetap tenang dan menjalankan aktivitas seperti biasa.
 
”Mereka hanya menyaksikan lontaran-lontaran material yang dikeluarkan Gunung Slamet,” ucapnya.
 
Sementara itu, Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupeten Brebes, Warseno, mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait, termasuk Kodim 0713/Brebes, guna menyiapkan berbagai antisipasi terhadap kemungkinan terjadinya erupsi.
 
Seperti diketahui, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Slamet dari Aktif Normal menjadi Waspada pada Senin 10 Maret 2014 pukul 21.00 WIB.
 
Peningkatan status tersebut dilakukan mengingat aktivitas vulkanik gunung pada 1-7 Maret semakin meningkat. Pada periode itu, terjadi 1.209 kali gempa embusan, empat kali gempa vulkanik dangkal (VB), dan satu kali gempa vulkanik dalam (VA). Sementara pada 8-10 Maret hingga pukul 13.00 WIB terpantau 441 kali gempa embusan dan sembilan kali VB. (rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index