KPK Sasar Aliran Uang Atut

KPK Sasar Aliran Uang Atut
Uang yang diduga hasil pemerasan yang dilakukan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah diduga mengalir ke anak-anaknya. Cara ini diduga merupakan upaya menyamarkan uang hasil korupsi agar tidak langsung bisa dikaitkan dengan Atut.
 
Upaya pemerasan tersebut juga diduga dilakukan Atut dengan dibantu sejumlah orang dekat yang berperan menjadi bendahara hingga asisten pribadi. Atas dugaan ini, KPK kembali memeriksa Atut sebagai tersangka, Rabu (12/2). Atut diperiksa selama sekitar delapan jam.
 
Juru Bicara KPK Johan Budi SP saat ditanya modus pemerasan yang diduga dilakukan Atut mengatakan bahwa itu dilakukan dalam kapasitas yang bersangkutan sebagai Gubernur Banten. ”Diduga menggunakan kewenangannya untuk meminta sesuatu. Tetapi detailnya (memeras) kepada siapa, saya belum tahu,” kata Johan.
 
Namun, seusai diperiksa, pengacara Atut, Andi Simangunsong, membenarkan bahwa kliennya ditanya penyidik soal dugaan pemerasan yang dilakukannya terhadap sejumlah dinas di Pemerintah Provinsi Banten.
 
”Pemeriksaan hari ini seputar ada sangkaan ibu memeras dari dinas-dinas terkait alat kesehatan. Mengenai detailnya lebih baik kita lihat nanti di persidangan. Mengenai dinas mana saja, silakan tanya ke KPK. Sampai sekarang soalnya belum tertuang jelas di dalam pemeriksaan,” kata Andi.
 
Sejak lama kaya
 
Andi mengatakan, kliennya sebelum menjadi penyelenggara negara, mulai dari wakil gubernur, pelaksana tugas gubernur, hingga gubernur, sudah jadi orang kaya.
 
”Sebelum menjabat wakil gubernur, pelaksana tugas gubernur, dan gubernur sudah merupakan orang yang cukup berada secara ekonomi sehingga agak susah untuk bisa dimengerti apabila Ibu dituduh terima uang. Apalagi dituduh memeras dari dinas-dinas terkait,” kata Andi.
 
Dari penelusuran KPK ditemukan upaya menyamarkan uang yang diduga hasil pemerasan oleh Atut tersebut dengan cara mengalirkannya ke anak-anaknya. Ini karena tak ada transaksi resmi perbankan yang mengalir ke Atut. Bahkan, satu-satunya rekening bank yang terlacak KPK dimiliki Atut ada di Bank Internasional Indonesia (BII). Itu pun hanya rekening kartu kredit BII.
 
KPK menilai, kepemilikan sejumlah aset oleh dua anak Atut, yaitu Andhika Hazrumi dan Andhiara Aprilia, dinilai tak wajar dan jauh dari profil penghasilan resmi serta usia, meskipun keluarga Atut juga memiliki perusahaan yang mengoperasikan Hotel Ratu Bidakara, Serang.
 
Soal dugaan aliran dana hasil pemerasan Atut yang mengalir ke anak-anaknya ini dibantah Andi. ”Jangan ditanya hasil uang pemerasan ke mana, karena Ibu Atut tidak merasa memeras siapa pun,” katanya.
 
Soal pemerasan yang diduga dilakukan Atut terhadap dinas-dinas di Pemprov Banten ini, KPK juga menengarai hal itu dilakukan dengan bantuan orang-orang dekat yang menjadi operator. Mereka berperan sebagai bendahara ataupun asisten pribadi Atut dan bertugas menghubungkan politikus Partai Golkar tersebut dengan kepala dinas. Melalui mereka, Atut diduga meminta imbalan sejumlah proyek di dinas-dinas Pemprov Banten.
 
Tiga operator
 
KPK telah menemukan tiga dari lima operator lapangan Atut yang dipekerjakan untuk menghubungkan dengan kepala-kepala dinas, yakni Siti Halimah, Alinda, dan Yati. Siti sempat bersembunyi ketika dipanggil penyidik KPK untuk diperiksa. Dia terpaksa dijemput paksa dari tempat persembunyiannya di salah satu hotel di Bandung setelah dua kali mangkir dipanggil KPK.
 
”Sangkaan kepada RAC (Ratu Atut Chosiyah) ada beberapa. Tentu masih dikembangkan, apakah ada pihak-pihak lain yang terlibat,” ujar Johan saat ditanya siapa yang membantu Atut dalam melakukan pemerasan kepada dinas-dinas di Pemprov Banten.
 
Andi yang ditanya soal hubungan Siti dengan Atut hanya mengatakan, sebaiknya itu ditanyakan ke penyidik KPK. Dia membenarkan, penyidik sempat bertanya seputar siapa saja ajudan dan staf Atut. ”Pertanyaan ada yang seputar siapa ajudan dan staf Ibu Atut,” katanya.
 
Dalam pengembangan penyidikan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tersangka Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik Atut, KPK menyita mobil Honda CRV dari anggota DPRD Banten, Sonny Indra Djaya. Mobil diserahkan Sonny melalui pengacara Wawan TB Sukatma. KPK juga menyita mobil Toyota Vellfire dari rumah artis Jennifer Dunn terkait TPPU Wawan.(Rep01)

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index