Wah, Harga Karet di Bengkalis Anjlok Hingga Rp7.000 per Kg

 Wah, Harga Karet di Bengkalis Anjlok Hingga Rp7.000 per Kg
Bengkalis-Nasib petani karet seakan tak habis dirundung gelisah. Betapa tidak, hasil menoreh getah yang diidamkan bisa menutupi kebutuhan hidup, ternyata hanya impian yang tak pernah nyata. Dari hari ke hari harga getah terus saja anjlok. Saat ini harga karet perkilogramnya jauh di bawah harga beras.
 
Jika seminggu lalu harga perkilogran masih di kisaran Rp 11.000, kini turun drastis menjadi Rp.7 000. Kondisi ini tentu membuat petani sulit untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari hasil menoreh getah.
 
Sebagaimana diungkapkan Maryam, petani karet di Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis. Ia benar-benar tak habis pikir kenapa harga getah bisa anjlok drastis seperti sekarang. Berdalih Imlek, para pengumpul hanya menghargai getah Rp7.000/kg.
 
"Sebetulnya siapa yang berhak menetapkan harga getah. Kok lebih banyak turunnya daripada naik. Kalaupun harga naik, itu pun tak bertahan lama dan naiknnya pun tak seberapa. Tapi kalau pas turun harga, sangat drastis sekali. Seperti sekarang dari harga Rp11.000 menjadi Rp.7.000. Bagaimana kami bisa memenuhi kebutihan hidup dengan harga karet serendah itu. Sementara sekarang apa-apa mahal. Untuk beli beras sekilo saja, harga karet sekarang sudah tak dapat lag. arga beras yang paling murah saja sudah mencapai Rp.11.000," tutur Maryam, Minggu (9/2), seperti dilansir goriau.
 
Sebagai janda yang menghidupi satu cucu, ia memang sangat kesulitan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan kondisi harga karet saat ini. Apalagi kebun karet yang ditorehnya tidaklah luas.
 
"Saya saja yang hidup berdua dengan cucu, sudah kesulitan dengan kondisi harga karet murah seperti ini. Apalagi keluarga yang mempunyai banyak tanggungan. Beli bilis satu ons pun sudah tak dapat. Karena harga bilis yang paling murah pun srkarang sudah Rp8.000," keluhnya.
 
Selain harga murah, susu yang dihasilkan pohon karet saat ini juga sedang sedikiti karena musim kemarau dan daun karet gugur.(Rep05)
 

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index